Back to nature memang sedang in, apalagi jika kegiatan ini berhubungan dengan budaya luhur bangsa Indonesia. Salah satu budaya warisan nenek moyang yang masih diminati ini adalah jamu.
Jamu merupakan minuman khas Indonesia yang turun temurun dinikmati dengan khasiat beragam. Namun, era perdagangan bebas membuat jamu harus bersaing ketat dengan kehadiran obat tradisional impor yang biasanya berasal dari negara Cina dan membanjiri pasar obat dalam negeri. Keberadaan jamu sendiri semakin langka dan tidak populer, padahal Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman etnobotani yang luar biasa.
Belum lagi ada perlakuan produsen jamu yang kerap membuat resah masyarakat dengan menambahkan zat-zat kimia tanpa takaran yang jelas. Jika lantas si pasien terus mengkonsumsi jamu dengan tambahan obat-obatan khusus disinyalir akan menimbulkan efek samping berupa penyakit lain dengan tingkatan stadium yang lebih parah.
Untuk itulah, jamu harus dibersihkan dari praktik-praktik yang menurunkan popularitasnya. Salah satu caranya adalah adanya dukungan dari pemerintah dalam pengembangan pengolahan jamu tradisional. Dukungan akan eksistensi jamu juga bisa dilakukan dengan cara lain, semisal yang dilakukan Hotel Grand Cempaka - Jakarta. Dalam memperkenalkan dan melestarikan keberadaan jamu khas Indonesia ini, Grand Cempaka menghadirkan "mbok jamu" sekaligus dengan "bakulnya.
[caption id="attachment_188226" align="aligncenter" width="300" caption="Mbak Jamu sedang melayani pengunjung Hotel"][/caption] [caption id="attachment_188227" align="aligncenter" width="300" caption="Penikmat jamu sedang antri menanti ramuan Mbak Jamu"]
Pengunjungpun antusias menikmati hidangan tradisional ini, terlebih lagi para turis asing atau tamu dari luar jawa yang memang jarang menemukan jamu gendong. Beberapa hotel memang sudah terlihat menyediakan suguhan jamu tradisional yang disandingkan dengan hidangan mancanegara. Sudah saatnya jamu menjadi tuan rumah di negeri Indonesia ini.