Mohon tunggu...
Abdul Hakim Siregar
Abdul Hakim Siregar Mohon Tunggu... Guru - guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Temanilah Orang yang Tindakannya Menasihatimu, Bukan Kata-katanya Menceramahimu

11 Mei 2017   21:42 Diperbarui: 11 Mei 2017   21:57 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Temanilah orang yang amalnya menasihatimu dan tinggalkanlah orang yang kata-katanya mengkhotbahimu. (Tokoh sufi, Hasan Al-Basri, w. 110 H atau 728 M).

Banyak orang berbicara tentang perdamaian. Tapi, jiwa-raga mereka penuh dengan konflik peperangan. Banyak orang bicara tentang persatuan, tapi kelakuan mereka penuh pemisah-misahan. Banyak orang bicara toleransi dan perbedaan, tapi tindakan mereka penuh dengan iri dan kebencian. Banyak orang bicara keadilan, tapi tindakan mereka sebuah tirani dan kezaliman.

Kalau Anda merasa hal-hal semacam itu terjadi pada orang lain, bukan diri Anda sendiri. Itulah tanda, Anda atau kita bagian dari orang-orang yang lebih banyak ngomong daripada bertindak? 

Mudah sekali menuduh orang lain tak baik, seraya mendaulat diri sebagai orang yang sadar diri? Itulah semacam kepameran diri yang bercampur dengan keangkuhan yang ditutupi dengan bicara yang tak karuan.

Dalam konteks ke-Indonesia-an kini (2017), ada kelompok yang merasa paling "Bhinneka Tunggal Ika" dan "nasionalis tulen" di Indonesia ini? Padahal, tindakan mereka penuh dengan keirian terhadap pihak lain yang tak sepaham dengan mereka.

Malangnya, mereka kadang sekaliber pemimpin, dan kerap muncul di media, dengan berbagai komentar mereka tanpa titik dan koma. Seakan mendaulat diri paling mumpuni menangani masalah bangsa ini. Saya mengamati, kurangnya kerendahan hati banyak pemimpin di negera ini. Sehingga yang muncul ke permukaan ialah mereka atau orang yang merasa paling bisa menangani persoalan bangsa ini. Padahal, mereka atau orang itu sendiri penuh dengan konflik pribadi. Seperti bicaranya, ngelantur ke sana, ke mari. Padahal, sebagai pemimpin, mereka lebih penting bertindak dibanding banyak berbicara. Apalagi, pembicaraan mereka justru mengundang pro-kontra, bahkan kontroversi.

Kita berharap, semakin banyak pemimpin di negara ini yang tindakannya menjadi nasihat buat kita. Bukan hanya omongan besar, berbicara tanpa rem, melainkan yang diperlukan perbuatan nyata. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun