Mohon tunggu...
Lamsihar Siregar
Lamsihar Siregar Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Foto di salah satu lokasi kerja

S.Kom | HSE iNspector | Pelalawan-Riau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bom Bunuh Diri dan Wajah Islam

6 Juli 2016   00:34 Diperbarui: 6 Juli 2016   15:56 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (foto: theprp.com)

Tulisan ini perlu kajian dari pakar Psikolog, Sosiolog Dan Telematika.
Tulisan ini bukan untuk perpecahan, melainkan dalam hal ini agar pemerintah serius dalam menanggulangi aksi bom diri dan berharap makna dari tulisan ini menjadi bahan riset dari para pakar Psikolog, Sosiolog dan Telematika untuk menyediakan sebuah ilmu pendidikan yang wajib dalam kurikulum pendidikan tingkat SMP dan SMA, dengan adanya pendidikan itu diharapkan mampu menghapus persepsi yang salah terhadap aksi bom bunuh diri dimana dalam dua dekade terakhir persepsi tentang aksi bom bunuh diri telah mencoreng wajah islam dan selalu di identikkan sebagai wajah islam. oleh karena itu penulis merasa perlu adanya ilmu pendidikan itu bagi generasi muda di Indonesia.

Sejarah kehidupan saya dengan orang islam.
Sejak saya duduk dibangku SD dan sampai tamat dari bangku SMP, percis didepan rumah kami berdiri sebuah Mushollah, meskipun ayah dan ibu saya orang kristen namun banyak bersahabat dengan orang islam, dan tidak heran jika kakak saya ketika masih lajang ikut turun memukul beduk disaat takbiran turun ke jalan-jalan. Begitu juga dengan saya, saya banyak bersahabat dengan orang islam.

Persahabatan yang terganggu setelah tragedi Bom Bali 2002 dan Bom Bali 2005 serta tragedi World Trade Center 11 september 2001.
Ketika Tragedi memilukan itu terjadi saya sempat merasa takut berdekatan dengan orang islam, sampai hubungan persahabatanpun berubah menjadi hubungan yang hanya sekedar Sayhello saja, namun saat ini persahabatan itu masih tetap terjalin.

Mencari Pendapat dari Psikolog, Sosiolog dan Telematika.
Ketika saya masih kuliah yang gigih merebut title Sarjana Komputer, bukan hal yang baru bagi mahasiswa komputer dalam mendapatkan video-video yang tidak dapat didownload oleh masyarakat umum, menurut saya hanya mahasiswa komputer saja yang dapat masuk ke situs-situs yang sebenarnya tidak dapat dibuka di Indonesia, dalam situs itu dapat dilihat video-video yang mengerikan dan juga banyak ditemukan ucapan dan forum debat yang tentunya dapat menimbulkan perpecahan antar umat agama, perteman saya di kampus dengan orang islam mulai bersembunyi, bagaimana tidak, banyak teman saya yang kristen meminta saya menjauh dari orang islam, meski begitu saya tetap menjalin pertemanan dengan orang islam karena dalam hati saya masih bertanya-tanya, mengapa saya harus membenci mereka, sebab menurut saya manusia yang baik adalah manusia yang bisa mengasihi semua manusia di dunia ini baik itu manusia yang bersalah sekalipun, maupun manusia yang memusuhi saya.

Tanpa pikir panjang, saya langsung mencari pendapat yang bersumber dari pakar Psikolog, Sosiolog dan Telematika, saya cari di google menggunakan bahasa Indonesia namun saya belum temukan jawaban yang memuaskan, lanjut saya cari menggunakan bahasa Inggris, akhirnya saya temukan, perlu diketahui tujuan saya mencari pendapat ini karena hati kecil saya mengatakan bahwa menjauhi orang islam hanya karena banyaknya aksi bom diri yang dilakukan orang islam dalam dua dekade terakhir merupakan suatu tindakan yang salah yang berawal dari salah persepsi terhadap aksi bom bunuh diri.

Pendapat yang memuaskan hati saya.
Dari pencarian pendapat yang bersumber dari para pakar Psikolog, Sosiolog dan Telematika itu saya menemukan beberapa pendapat dan maaf saya tidak ingat alamat situsnya namun saya tetap ingat pendapat para pakar tersebut, harap maklum karena sudah terlalu lama dan sibuk dengan pekerjaan serta urusan keluarga sehingga saya lupa alamat situsnya, dan dibawah ini ada 3 pendapat yang masih saya ingat dan telah saya ganti kedalam bahasa Indonesia :

Pendapat I.
Aksi bom bunuh diri itu tidak jauh berbeda dengan seseorang yang rela mati demi ayah ataupun ibunya, banyak orang di dunia ini yang sedia untuk TERBUNUH dan MEMBUNUH ketika dihadapkan dengan orang yang telah membunuh ayah atau ibunya. dan mereka itu belum tentu sakit jiwa.

Pendapat II.
Efek buruk akibat SIKAP orang yang terlalu berlebihan mencintai suatu kelompok dapat mudah dimotivasi untuk MEMBUNUH dan rela TERBUNUH, mereka siap MEMBUNUH dan TERBUNUH oleh kelompok lain meskipun mereka tahu kelompok lain itu masih se-agama atau satu Tuhan dengannya. manusia dengan SIKAP seperti ini masih banyak ditemukan di dunia ini, dan SIKAP ini dapat DIMAMFAATKAN dalam perebutan kekuasaan.

Pendapat III.
Dalam dua dekade terakhir Islam begitu terkenal dengan aksi bom diri, seandainya teknologi informasi belum secanggih pada dekade disaat amerika membom Hiroshima Nagasaki, dan pada dekade disaat Kolonial Inggris membantai Etnis Aborigin di Australia, dan pada dekade disaat orang-orang dari benua Eropa datang ke Israel untuk membantai orang-orang islam di Israel. tahukah kita, mereka semua rela TERBUNUH dan siap MEMBUNUH siapapun yang dibencinya, jika pada dekade itu teknologi informasi sudah secanggih saat ini mungkin saja saat ini kita berkeinginan untuk bergabung dalam melakukan aksi bom bunuh diri, dan malah bisa saja saat ini kita sangat membenci orang yang beragama kristen. mungkin kita berniat datang dan masuk kedalam gereja kemudian duduk ditengah para jemaat dan meledakkan bom ditengah para jemaat, damailah kita dalam menilai aksi bom bunuh diri. pada dekade dahulu BOM itu telah diciptakan, namun pada dekade itu belum ada berita atau video atau foto tentang aksi bom bunuh diri yang dilakukan orang islam.

Harapan dan Kesimpulan Penulis.
Dari tulisan saya ini saya berharap para pakar Psikolog, Sosiolog dan Telematika di negeri ini untuk serius menanggulangi efek buruk dari aksi bom bunuh diri agar dikemudian hari tidak ada lagi persepsi yang salah terhadap orang islam dan juga tidak ada lagi generasi kita yang salah menyikapi dan bersedia melakukan aksi bom bunuh diri, lakukanlah riset untuk membuat sebuah ilmu pendidikan dan masukkan kedalam kurikulum pendidikan wajib pada tingkat SMP atau SMA demi generasi Indonesia yang cinta perdamaian dan persatuan.
Dan dari tulisan ini saya berpendapat bahwa semua agama yang ada di Indonesia ini adalah baik, tidak ada agama di Indonesia ini yang mengajarkan kebencian dan mengajarkan membunuh. semua agama mengajarkan kebaikan, namun ada persepsi yang salah serta salah menyikapi sehingga begitu mudah dimamfaatkan untuk melakukan aksi bom bunuh diri.

Sekian. Salam, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Mohon Maaf Lahir Batin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun