Mohon tunggu...
Sibenyu
Sibenyu Mohon Tunggu... -

Ketika Benyu Menjadi Benar Maka Benyu Adalah Benar, Ketika Benar Menjadi Benyu Maka Benar Adalah Benyu.... Nah Lho

Selanjutnya

Tutup

Politik

Percaya Ahok atau Warga Bukit Duri?

19 Januari 2017   01:00 Diperbarui: 19 Januari 2017   01:20 2848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Benyu apresiasi dengan usaha kompasianer yang terus berupaya membangun usaha pendapat tidak beraturan yang "tidak sukses," opini salah yang di lempar tentang kasus Ahok "adalah kesamaan hak sebagai warga negara dalam UUD 1945. dan benyu sudah mengcounter dengan sangat telak melalui artikel yang fenomenal dengan judul "BICARA KASUS AHOK SEMAKIN NGAWUR" di situ benyu contohkan dengan data dan fakta yang mungkin membuat Kompasiener itu geleng-geleng kepala,bahkan mungkin tersipu-sipu,' lalu kompasianer itu juga mencoba kembali membangun opini yang lagi-lagi "tidak sukses" dengan artikelnya tentang debat Pilkada DKI Jakarta yang keluar menjauh dari substansi debat itu sendiri.menurut ayah benyu "menulis analisa debat kok ada FPI dan ada Amien Rais segala,padahal para paslon dalam debat tidak ada yang menyebut FPI dan Amien Rais. tapi baiklah oh baiklah, namanya juga usaha, kurang lebihnya ya di maklumi saja,"

Dan kini kompasianer itu menanyakan lebih percaya siapa antara Anies dan Buwas, benyu akan menjawab dengan sangat explisit. Pertama Anies Baswedan adalah mantan tim sukses Jokowi-JK pada Pilpres 2014,yang kemudian di angkat menjadi Mendiknas dan di Lengserkan. di sini kita tidak ada yang mengetahui mengapa oh mengapa Anies di copot.yang mengetahui ya hanya Presiden, karena itu merupakan hak preogatif Presiden.dalam hal ini benyu tidak ingin dan tidak mau menebak "isi kue di dalam kulkas.benyu hanya tahu kulkasnya saja," Anies sendiri tidak mengeluh dan mempertanyakan perihal pencopotan dirinya. di sini Anies mungkin lebih tahu isi kulkas tersebut.

Begitu juga dengan Budi Waseso, mantan kabareskrim yang cakap juga sangat mumpuni tersebut kini menduduki kursi pimpinan BNN. untuk hal ini tidak ada yang meragukan sosok Buwas, bolehlah dahulu semua orang mengolok dan menyindir Buwas di saat polemik Polri dan KPK, namun kini kita tersenyum dengan sepak terjang Buwas, sebuah prestasi yang sangat baik,dalam hal ini kompasiner itu pernah menulis dengan menjustifikasi Buwas dan lebih berpihak kepada KPK.

Jika kompasianer itu meminta jawaban atas pertanyaan lebih percaya siapa, maka benyu akan terlebih dahulu bertanya, percaya ahok atau warga bukit duri.? Dan selanjutnya pertanyaan akan melebar seperti artikelnya yang selalu melebar kemana mana,

percaya Ahok atau Pengadilan? di sini pengadilan memenangkan gugatan warga bukit duri.

Percaya Ahok atau kepolisian? di sini kepolisian telah menetapkan ahok sebagai tersangka kasus penistaan Agama,

Percaya Ahok atau data BPS.(Badan pusat statistik) ? di sini apa yang di sampaikan ahok berbeda dengan data dari BPS.

Dan silahkan kita semua mempertanyakan dan membandingkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang semakin membuat kita terlihat sebagi penulis "hits maker but not hits brain maker," huhahuha.

Membahas Debat,Kampanye Atau secara keseluruhan?

Memilih bahasan dan analisa.jika kita akan membahas debat Pilkada DKI Jakarta, maka substansi atau bahan analisa harus dengan apa yang terjadi di saat debat berlangsung, pembicaraan,program, visi misi dan keseluruhan tentang fokus debat tersebut.jika keluar dari area diskusi tentang debat maka masuk kedalam kampanye, dan jika masuk kedalam kampanye, menjadi sah, karena debat itu merupakan bentuk kampanye bagi masing-masing pasangan calon tanpa kecuali,

Berbicara teori dan praktik, tentu hanya Ahok dan Djarot yang sudah pernah berpraktik dalam membangun Jakarta,kedua paslon lainya belum pernah berpraktek.masih sebatas teori seperti yang di lakukan Ahok 5 tahun yang lalu,karena sebelum praktek pastilah ada sebuah teori, itu menurut ayah benyu, hanya seorang bayi yang terlahir di dunia yang tanpa melalui teori, karena sang bayi begitu lahir langsung menangis, jadi di dalam perut sang ibu tidak ada teori untuk cara menangis.oleh karena praktek yang sudah di lakukan ahok-Djarot, maka kita semua bisa mengkritik. jika masih teori kita tidak bisa mengkritk, hanya bisa menganalisa, apakah visi misi itu masuk akal, atau programnya tidak relevan,dan jika visi misi tidak relevan maka kita warga Jakarta di ijinkan untuk tidak memilih paslon tersebut.begitu sobat.be a smart yah,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun