Mohon tunggu...
Rebecca Anrini Sianturi
Rebecca Anrini Sianturi Mohon Tunggu...

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai untuk komunikasi ^_^

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Langkah-langkah Investigatif

24 Februari 2012   19:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:13 4039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Reportase biasa hanya mengungkap apa yang terjadi dan tampak di permukaan. Sedangkan reportase investigatif berusaha untuk menyingkap sesuatu dibalik permukaan. Ia memiliki fokus tertentu yang dituju. Peliputan jenis ini membutuhkan perencanaan matang dan waktu yang cukup panjang dalam pengerjaannya. Selain itu, resiko dan bahaya yang mengancam jurnalis investigasi lebih besar. Sebab, ia berhadapan dengan kelompok atau organisasi yang tak ingin kejahatannya terbongkar. Prinsip liputan investigasi mengindikasikan kegiatan penggalian informasi. Sebagaimana diketahui, di antara perkerjaan seorang wartawan ialah mengumpulkan informasi untuk membantu masyarakat memahami pelbagai kejadian yang memengaruhi kehidupan mereka.

Penggalian informasi ini membawa seorang reporter melakukan tiga kegiatan.

·Surface fact, yakni penelusuran fakta-fakta dari sumber orisinil, seperti rilis berita, catatan-catatan tangan, dan berbagai omongan.

·Reportarial enterprise, yang meliputi kerja memverifikasi, menyelediki dan meliputi kejadian-kejadian mendadak serta mengamati latar belakang.

·Interpretation and analysis, yakni, coba mengukur akumulasi informasi berdasar tingkat signifikasi, dampak, penyebab dan konsekuensinya.

Kehidupan berjalan dan kita ada di dalamnya. Jika kita terus mengikutinya tanpa ada rasa memertanyakan, semua seperti terjadi tanpa masalah. Padahal, jika kita mau merenung sejenak dan coba merefleksikan kehidupan secara mendalam, banyak permasalahan dan kejanggalan yang terjadi di sekitar kita. Karena itulah, butuh kecerdasan dan ketajaman pikiran seorang jurnalis untuk mengungkap ketidakberesan yang terjadi.
Seorang jurnalis harus memiliki rasa keingintahuan seperti anak-anak, ketahanan fisik seorang kuli bangunan dan kecerdasan seorang profesor. Ini terkait medan yang dihadapi membutuhkan ketiga hal tersebut. Tanpa itu, sulit bagi seorang untuk menjadi jurnalis yang sesungguhnya. Maka, salah-satu yang mungkin adalah terus mengembangkan, melatih dan mengasah, baik insting, fisik dan memerkaya ilmu dan pengetahuan. Terkadang, kerja wartawan investigatif mirip dengan kerja seorang reserse atau intelejen. Ia menelusuri sebuah kejahatan sampai kedalam-dalamnya, yang bagi orang awam susah ditembus. Bahkan bila perlu ia harus melakukan penyamaran. Namun hal terakhir ini sebisa mungkin dihindari, kecuali memang tak ada jalan lain. Sebab, jurnalisme sangat menjunjung tinggi kejururan, baik dalam penulisan maupun peliputan. Terkait proses kerja investigasi secara sederhana terbagi dalam dua bagian. Kegiatan awalnya ialah menelusuri pelbagai kasus/skandal/permasalahan yang mesti ditindaklanjuti. Jika dapat, maka pada tahap yang lebih serius, investigasi memulai kerjanya.

Wartawan investigasi dari Omaha, yang juga teoritisi di Ohio State University, Paul N. Williams memberikan sebelas langkah reportase investigatif.

1. Conseption

Unsur awal ini terkait dengan apa yang disebut pencarian berbagai ide/gagasan, yang menurut Williams merupakan proses unending. Ide atau gagasan ini bisa didapat darimana saja. Baik dari saran seseorang, menyimak pelbagai narasumber reguler, membaca, menyimak potongan berita, mengembangkan sudut pandang lain dari sebuah berita atau observasi langsung.

2. Fisibility Study

Langkah ini ialah mengukur kemampuan dan perlengkapan yang diperlukan. Hal ini karena investigasi berbeda dari liputan biasa, yang hanya mengungkap apa yang tampak dalam peliputan. Oleh sebab itu, liputan investigasi memerlukan penyiapan yang bukan sekadar perangkat yang harus dimiliki wartawan. Di sini, butuh upaya wartawan untuk menganalisis kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi. Di antaranya, berbagai halangan yang harus dihadapi, perhitungan terhadap berbagai objek yang harus direportase serta menjaga kerahasian terhadap media lain.

3. Go-No-Go-Decision

Langkah ini merupakan pengukuran terhadap hasil investigasi yang akan dilakukan. Setiap liputan investigasi mesti memerhitungkan akhir dari proyek penyelidikan yang akan dikerjakan. Singkatnya, ada target dari kerja investigasi yang dilakukan.

4. Basebuilding

Upaya wartawan untuk mencari dasar pijakan dalam menganalisis sebuah kasus. Ini disebabkan, tiap kasus yang terjadi di masyarakat akan terkait dengan pemahaman dasar mengenai kehidupan manusia, institusi, atau isu-isu, yang biasanya berhubungan dengan berbagai wacana sejarah dan kontemporer. Sebab, untuk paham bagaimana sesuatu itu terjadi, adalah penting memelajari bagaimana sesuatu itu bisa terjadi.

5. Planing

Mengingat resiko dan ketelitian serta kerapihan kerja, perlu adanya perencanaan/planing yang terkait dengan pengumpulan dan penyusunan informasi, pembagian tugas dan sebagainya. Proses penyusunan dilakukan setelah mengumpulkan berbagai isu yang merebak di masyarakat. Setelah itu, pengecekan dan penyusuan biasa dilakukan dengan menyilang-referensikan seluruh dokumen dan catatan wawancara dengan berbagai topik yang relevan.
Pembagian tugas meliputi, pengerjaan: peliputan, penulisan, copy-editing, fotografi, grafik, pengecekan akurasi dan penuduhan-penuduhan.

6. Original Reseach

Kegiatan ini umumnya terbagi menjadi dua, papers trails dan people trails. Papers trails adalah pencarian berbagai keterangan yang bersifat tekstual. Ini meliputi penggalian terhadap sumber-sumber skunder seperti surat kabar, majalah, selebaran, naskah-naskah, buku referensi, desertasi, tesis, database komputer, internet dan lain-lain.
Di samping itu yang lebih penting adalah dokumen-dokumen primer seperti, naskah, perjanjian, catatan administrasi, pajak, data-data kelahiran, kematian, keuangan, sampai database pemerintah. Sementara itu, people trails meliputi pekerjaan mencarai dan mewawancarai sumber-sumber terkait.

7. Reevaluation

Setelah semua data terkumpul dan dievaluasi, kembali pertanyakan, haruskah investigasi dilanjutkan? Atau haruskah disusun sekarang? Atau ditunda dulu untuk sementara waktu?

8. Filling the Gap

Ini adalah fase kegiatan yang mengupayakan beberapa bagian yang belum terdata.

9. Final Evaluation

Tahap ini berbeda dengan tahap sebelumnya. Tahap evaluasi final ini ialah mengukur hasil investigasi dengan kemungkinan buruk atau negatif, seperti, menghitung apakah pekerjaan penelusuran ini berdasarkan pretensi jurnalisme atau politik atau lainya. Atau bahkan tidak terkait dengan kaidah dasar pekerjaan kewartawanan. Bila diekspos, apakah tidak ada persoalan dengan privasi (hak privasi) dari seorang tokoh publik. Di sini juga diperhitungkan keamanan sumber-sumber yang tak mau disebutkan, atau diberitakan. Di tepi lain, perlu perhitungan apakah berita ini melanggar hukum atau tidak. Dan yang paling penting adalah mengevaluasi keakurasian pihak-pihak yang hendak diaporkan, sesuai dengan standar jurnalistik.

10. Writing And Writing

Menulis laporan investigasi memerlukan kesabaran, ketekunan dan kemauan untuk terus memerbaiki penulisan berita, secara terus menerus bila diperlukan.

11. Publication and Follow-Up Stories

Pelaporan berita investigasi biasanya tak hanya muncul dalam satu kali penerbitan. Masyarakat kerap menunggu dari masalah yang telah diungkap. Penyelesaian dari pihak-pihak yang terungkap dan sebagainya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun