Mohon tunggu...
Shofwan Karim
Shofwan Karim Mohon Tunggu... Dosen - DR. H. Shofwan Karim Elhussein, B.A., Drs., M.A.

Shofwan, lahir 12 Desember 1952, Sijunjung Sumatera Barat. Suku Melayu. Isteri Dra. Hj. Imnati Ilyas, BA., S.Pd., M.Pd., Kons. Imnati bersuku Pagar Cancang, Nagari Balai Talang, Dangung-dangung, 50 Kota Sumbar. Shofwan, sekolah SR/SD di Rantau Ikil dan Madrasah Ibtidayah al-Hidayatul Islamiyah di Sirih Sekapur, 1965. SMP, Jambi, 1968. Madrasah Aliyah/Sekolah Persiapan IAIN-UIN Imam Bonjol Padang Panjang, 1971. BA/Sarjana Muda tahun 1976 dan Drs/Sarjana Lengkap Fakultas Tarbiyah IAIN-UIN Imam Bonjol Padang,1982. MA/S2 IAIN-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1991. DR/S3 UIN Syarif Hidayatullah-UIN Jakarta, 2008.*

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muhammadiyah, Ruhanisasi dan Deklarasi Gunung Talang

31 Agustus 2017   09:59 Diperbarui: 31 Agustus 2017   10:15 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tekad menghidupkan Cabang dan Ranting Muhammadiyah Sumbar dibacakan sebagai Deklarasi Gunung Talang, 27/8/17. ( Foto Dok. SK)

Oleh Shofwan Karim

Gunung Talang, (Memo, 27/8/2017). Ini kali ke 16 LPCR-PWM (Lembaga Pemberdayaan Cabang dan Ranting Pimpinan Wilayah Muhammadiyah)  Sumbar turun ke Cabang dan Ranting sejak 2016.  Pertemuan kali ini disebut pertemuan Zona 3, Putaran 1. LPCR membagi wilayah menjadi 3 Zone.. Timur-Selatan, Tengah-Barat dan Timur-Utara. Zona 3 ini meliputi PDM-PDM Kab.Mentawai, Kab Pesel, Kab Solok Selatan, Kab Dharmasraya, Kab Sijunjunhg, Kota Sawah lunto, Kota Solok dan Kab Solok.  Tidak Khadir Kab. Solok Selatan dan Kab. Dharmasraya. Tema pertemuan adalah, " Konsolidasi dan Konkritisasi Organisasi serta Penguatan Strategi Gerakan Menuju Kondisi Cabang dan Ranting Ideal" (KKO-PSG-CRI). Dua di antara PDM di atas tidak belum hadir, Solok Selatan dan Dharmasraya.

Sebelum ini, LPCR  sudah mendapatkan data meskipun belum optimal, dan telah membuat peta  umum masalah.  Tentu masih diteliti l lagi. Akan tetapi upaya yang mereka lakukan sudah memberikan masukan yang lumayan. Brsama dengan Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus, Majelis Pembinaan Kader dan Ortom, LPCR sementara menyimpulkan bahwa tak lebih dari 20 persen, Cabang dan Ranting Muhammadiyah secara organisatoris bergerak secara optimal.

Selanjutnya dirangkum kondisi nyata sekarang. Ditemukan, ada Cabang dan Ranting yang secara organisatoris, struktural ada, tetapi amal usaha, kegiatan dan agenda hampir tidak ada. Ada  kegiatan Muhammadiyah tetapi, tetapi amal usaha konkret belud ada,  organisasi secara struktral lumpuh, bahkan sudah beberapa periode tidak ada Musyawarah Cabang dan Ranting (Muscab dan Musrat) tidak dilakukan. Pimpinan tidak berganti selama bertahun-tahun beberapa periode. 

Ada yang masih hidup di antara pimpinan itu, ada yang sudah wafat. Begitu pula ada amal usaha yang mash disebut amal usaha Cabang dan Ranting,  tetapi tidak terusrus. Ada pula yang sudah berpindah tangan,  meski namanya tetap amal usaha Muhammadiyah atau Aisyiah.

Tokoh Muhamamdiyah yang tua-tua masih ada, tetapi yang muda tidak ada. Ada Masjid dan Musalla Muhammadiyah dan Aisyiyah yang pengurusnya warga Muhammadiyah-Aisyiah, dan tetap menjalankan corak ibadah sesuai MTT. Tetapi ada pula yang tudak diurus warga Muhammadiyah, bermerek Muhammadiyah tetapi tidak diurus oleh Warga Muhamamdiyah, namun corak ibadah sesuai Muhammadiyah. Sbaliknya ada yang dulkunya mlik dan merek Muhammadiyah, sekarang plank itu sudah tercampak dan diurus oleh oihak lain dengan corak ibadah yang sudah berbeda sama sekali.

Untuk mekanisme organisasi sesuai AD-ART rutin sekali 5 tahun diganti dengan Muscab dan Musra.  Di antara 19 PDM, yang Muscab selesai dan kini Musran adalah Pasaman Barat dan Kota Padang. Selebihnya masih berjalan bahkan ada yang bellum sama sekali masuk laporannya ke PWM apa sudah ada Muscab dan Musran. Padahal tenggat waktu sudah habis.

Diskusi panjang di dalam pertemuan ini cukup hangat dan alot. Mengapa Cabang dan Ranting lumpuh ? Banyak yang menyebut karena masalah finansial, animo warga yang rendah, masalah konflik internal, aura politik, tidak ada kader. PWM dan PDM yang kurang turun dan kurang perhatian. Terlalu berat ke atas, kaki pincang dan lemah. Di balik itu semua, tersimpan masalah fundemental, yaitu kurangnya ruhanisasi Muhammadiyah. Kurang silaturrrahim dan kunjungan. Kurang kepedulian. Apalagi di tengah zaman yang berubah, orientasi hidup yang jauh bereda. Mengurus persyarikatan adalah tugas tanpa jasa. Keihlkasan itu benar yang kurang sekarang.

Walaupun begitu, tetap ada optimisme. Buktinya pertemuan-pertemuan tetap berlangsung.  Ditingkat atas ada hari Bermuhammadiyah oleh PWM dan PDM yang sangat ramai sejak awal 2016 sampan sekarang. Di hampir setiap PDM oleh PWM dan di Cabang oleh PDM surah berlangsung belasan kali di berbagai kota dan kabuoaten . Akan tetapi untuk tingkat Cabang dan Ranting tidak banyak yang melakukan meskipun pada beberapa PDM ada yang cutup aktif, dilaksankan hampir setiap bulan. Meskipun yang datang  sama banyak dengan yang menyambut. Harapan-harapan dari pihak internal sangat tinggi tetapi tidak sebanding dengan praktik pengabdian lahiriah yang dilaksanakan. Ada PDM yang amat hebat salah satu usaha atau beberapa usaha, tetapi Cabang dan Ranting lumpuh bahkan belum Muscab dan Musrat.

Semua kondisi itu, bila digali akan menambah beban pikiran sementara warga Muhammadiyah yang ideal, tetapi secara fisik sudah uzur.  Atau fisik masih kuat tetapi keikhlasan dan semangat menggerakkan yang kurang.

Di tengah itu semua, optimisme muncul lagi menggebu. Ibarat judul film beberapa puluh tahun lalu, "Masih ada Kapal ke Padang", maka pada ujung pertemuan bangkit semangat. Lahirlah apa yang disebut sebagai, Deklarasi Gunung Talang".  Intinya, apapun keadaannya, Cabang dan Ranting harus hidup. Sesuai keputusan pertemuan nasional, paling kurang dalam 2 atau 3 tahun ke depan, 50 % Cabang dan Ranting harus hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun