Mohon tunggu...
Shinta Nur Kholila
Shinta Nur Kholila Mohon Tunggu... -

Mahasiswi BIASA

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Awas Bahaya, Orang Tua Perhatikanlah!

25 Februari 2017   05:39 Diperbarui: 25 Februari 2017   16:00 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berhati-hatilah ketika menonton televisi bersama Anak !

Saat ini tayangan telivisi bisa dikatakan tidak mendidik sama sekali. Sinetronnya pun kebanyakan tentang percintaan, sinetron yang bertemakan tentang percintaan jelas sangat tidak pantas untu ditonton anak usia dini karena mereka memang belum saatnya mengerti tentang percintaan.

Tayangan televisi saat ini, terutama sinetron sering kali dikemas hanya untuk menarik perhatian para penontonnya. Tidak lagi mempedulikan soal pendidikan dan perkembangan jiwa anak usia dini, sehingga anak akan meniru ataupun mencontoh adegan dari tokoh idolanya, seperti perilakunya yang berlagak seperti orang dewasa, gaya bicaranya, sampai masalah gaya busana pun seperti orang dewasa.  

Pengaruh sinetron terhadap anak dapat mempengaruhi perkembangan emosional, karakter dan perilaku mereka.

  • Pada usia 0-4 tahun otak anak akan terganggu, dapat menghambat pertumbuhan berbicara, dan menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisannya.
  • Usia 5-10 tahun perkembangan emosional anak akan meningkatkan sifat agresif dan tidak kekerasan, anak tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.
  • Menonton televisi secara terus menerus dapat mengurangi kreativitas, kurang bermain, bersosialisasi, dan cenderung menjadi manusia individualis.
  • Sinetron yang bertemakan percintaan dapat membuat pikiran anak matang secara seksual lebih dari asupan gizi yang bagus dan yang sering dilihat anak dapat menjadikannya matang secara seksual, ditambah dengan rasa ingin tahu dan menirukan adegan yang diperankan oleh tokoh tersebut.

Nah, sikap meniru tentunya akan memberi kesan mendalam bagi diri anak dan susah untuk dihilangkan. Film dan iklan yang banyak ditampilkan dilayar televisi kebanyakan berunsur kejahatan, pembunuhan, kekerasan, seks bebas dan lain-lain. Tanpa kita sadari ketika anak menonton sinetron atau iklan telah mendidik mental anak untuk bersikap egois, membalas dendam terhadap kesalahan.

Sikap hati-hati orang tua perlu dipertajam tanpa mengurangi upaya mengembangkan imajinasi anak, karena tidak bisa memaksa televisi untuk selalu menayangkan acara yang kita suka dan yang kita butuhkan sebab tidak mungkin memuaskan semua pihak dalam waktu yang sama. Televisi adalah benda mati, maka penontonlah yang seharusnya menempatkan diri sebagai pihak yang aktif agar tidak mudah dipengaruhi dan dibentuk oleh media. Maka dari itu, orang tua lah yang harus menentukan mana acara yang layak ditinton oleh sang buah hati mereka dan mana yang tidak layak ditonton.

Sudah sepatutnya setiap orang tua memberi pengawasan dan mengontrol anak saat menonton televisi. Ada beberapa hal yang bisa  dilakukan oleh setiap orang tua yaitu:

  • Pilih acara yang sesuai dengan usia anak, jangan biarkan anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya.
  • Dampingilah ketika anak sedang menonton televisi dan berikan juga pemahaman kepada anak tentang suatu tayangan yang disaksikan anak.
  • Carilah kegiatan lain, orang tua hendaknya membacakan majalah bobo, dongeng ataupun cerita tentang nabi-nabi agar pikiran anak tidak terpusat pada televisi.
  • Buatlah jadwal kedisiplinan waktu untuk anak ketika mereka ingin menonton televisi, supaya anak dapat bersosialisasi dan bermain dengan teman sebayanya.
  • Berikan anak tayangan yang mendidik, seperti acara yang mengajak anak untuk belajar menggambar, menghitung, bernyanyi dan mengaji.

 

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun