Banyak sampah rumah tangga yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sampah yang sering dianggap tidak bermanfaat dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dunia pertanian. Sampah organik yang berasal dari sampah rumah tangga ini dapat diolah menjadi pupuk cair dan pupuk padat.Â
Sampah organik seperti sisa sayur-sayuran, kulit buah, sisa nasi dan sampah yang mudah terurai lainnya, sampah tersebut dicincang serta disemprotkan dengan aktivator yang telah dicampurkan  dengan air sesuai dengan takarannya dan ditampung dalam sebuah drum plastik yang telah diisi dengan bakteri pengurai, bakteri pengurai ini bersifat anaerob.Â
Dalam kegiatan  OMB (Orientasi Mahasiswa Baru) pada tanggal 30 Agustus 2018 dikampus UKSW (Universitas Kristen Sayta Wacana) mahasiswa baru Fakultas Pertanian dan Bisnis  dan beberapa fakultas lain melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dibeberapa RT disalatiga. Pengabdian masyarakat ini dilakukan agar sampah organik rumah tangga tersebut tidak dibuang begitu saja.
Cara pengolahan  biokomposter adalah sebagai berikut :
Sampah organik (sayur-sayuran, sisa buah/ kulit buah dll) dicincang sampai halus
Disemprot dengan aktivator ( campurannya  sebanyak 1 tutup botol aktivator dengan 500 ml air)
Dimasukan kedalam drum plastik yang telah diisi oleh bakteri pengurai
Pemanenan pupuk cair dan pupuk padat dapat  dilakukan setelah 4 minggu
Bahan baku yang tidak boleh dimasukan ke dalam drum biokomposter adalah bahan baku yang proses penguraiannya membutuhkan waktu yang lama. Salah satu contohnya adalah sisa-sisa tulang hewan, kayu, biji salak dan lain-lain. Kenapa bahan baku tersebut harus dihindari ? supaya dalam proses pemanenan pupuknya tidak membutuhkan waktu yang lama.
Biokomposter ini dapat dimanfaatkan oleh petani di pedesaan karena sangat mudah dalam proses pengolahan dan pengaplikasiannya terhadap tanaman.  Cara mengaplikasianya dengan mencampurkan pupuk cair dari hasil biokomposter  500 ml dengan 10 liter air, setelah itu tinggal disemprotkan pada tanaman. Penggunaan pupuk cair ini dapat mengurangi pengunaan pupuk kimia yang berlebihan.Â
Sehingga biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli pupuk dapat berkurang, tidak memberi dampak buruk bagi tanah. Mengolah pupuk merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh petani tetapi apakah pupuk yang diolah dapat diberikan kepada semua tanam?Â