Mohon tunggu...
Selamet
Selamet Mohon Tunggu... Wiraswasta - Indonesia

Manusia yang ingin SELALU menulis segala sesuatu yang BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Atasi Resiko Kecelakaan Mudik Pengguna Sepeda Motor

2 Juli 2016   15:06 Diperbarui: 2 Juli 2016   16:22 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Anda Mudik? Mudik dengan mobil, bus, kereta api, pesawat terbang, kapal laut atau sepeda motor? Mudik merupakan kebutuhan masyarakat Indonesia, yang sudah menjadi tradisi klasik yang unik sejak dulu. Momentum lebaran merupakan waktu istimewa bagi mereka kembali ke kampung halaman atau silaturrahim ke handai taulan di tempat lainnya.

Aman Mudik bersama Keluarga

Jalan-jalan mulai padat daripada hari biasanya. Terminal, Stasiun hingga Pelabuhan juga penuh dengan manusia yang biasanya tak sering di tempat tersebut. Kota-kota besar mulai sepi dari hiruk pikuk kemacetan layaknya hari kerja. Toko, mall hingga pasar bergelimpangan orang yang lalu lalang menawar dan membawa barang untuk dibawa ke rumah. Uang-uang baru di sepanjang jalan ramai ditawarkan untuk dilakukan pertukaran dengan uang yang nilainya lebih besar.

Itulah Mudik, dimana perubahan seakan banyak terjadi di banyak hal. Perputaran uang hingga manusia menjadi hal lumrah saat musim Mudik tiba akan Lebaran. Perpindahan manusia dimulai saat Ramadhan tiba. Banyak orang sudah menyiapkan perpindahannya dari tempat mereka bekerja di kota menuju desa kampung halamannya.

Kesenangan bertemu dengan keluarga yang jarang bertemu adalah hal yang tak bisa dilukiskan dengan tinta. Di sisi lain ada hal yang perlu diantisipasi, yakni resiko kecelakaan. Bahkan korban kecelakaan mudik bisa lebih besar dari korban bencana dalam setahun. Hal ini seperti diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis (30/6/2016) "Total jumlah korban jiwa akibat kecelakaan mudik lebaran tahun 2014 sebanyak 714 jiwa, tahun 2015 sebanyak 657 jiwa. Kalau dibandingkan dengan korban bencana dalam setahun, korban kecelakaan mudik lebaran lebih besar".

Jumlah yang beliau paparkan tersebut lebih banyak dari korban jiwa akibat bencana pada 2014 sebanyak 622 jiwa dan tahun 2015 sebanyak 276 jiwa. Dari keseluruhan kecelakaan paling banyak didominasi oleh Sepeda Motor. Sementara angkutan lebaran kereta api, udara, laut, dan penyeberangan tidak pernah terjadi kecelakaan pada 2 tahun terakhir.

Ilustrasi (dok.kompas)
Ilustrasi (dok.kompas)
Melihat fenomena ini, diperlukan cara yang tepat mengelola mudik lebaran menjadi aman. Terlebih yang mudik adalah bersama keluarga. Olah karenanya, bagi yang mudik perlu lebih sigap menyiapkan mudik.

Kesigapan menyiapkan mudik ini bertujuan agar mudik dapat aman bersama keluarga atau sendiri. Perpindahan yang massal dari manusia tak dapat dipungkiri memiliki resiko seperti di atas karena sikap dan karakter tiap manusia yang berbeda. Oleh karenanya, sebelum berangkat perlu dipersiapkan dengan baik dan benar apa yang akan ikut mudik.

Hal ini termasuk pula kendaraan yang kita pilih. Apakah kendaraan pribadi atau umum yang digunakan. Jika kendaraan pribadi tentunya pemeriksaan yang tepat pada komponen kendaraan adalah hal penting, terlebih digunakan untuk medan perjalanan mudik yang jauh dari biasa medan kendaraan tersebut digunakan.

Jika menggunakan kendaraan umum, perlulah memilih kendaraan yang aman dan nyaman. Keamanan merupakan hal utama untuk dipilih, hal ini karena hal keamanan pada kendaraanlah salah satunya bisa mengantarkan pemudik ke tempat tujuan. Faktor keamanan ini perlu diperhatikan bagi pemudik, terlebih pula membantu awak kendaraan yang menjalankan jika ada yang perlu dibenahi dalam perjalanan.

Ilustrasi (dok. aktual)
Ilustrasi (dok. aktual)
Mudik Selamat, Aman dan Gratis bersama Kemenhub

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun