Mohon tunggu...
Sayyidati Hajar
Sayyidati Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Timor

Perempuan Timor | Traveller Kampung | Teater | Short Story | Short Movie | Suka Budaya NTT | pos-el: sayyidati.hajar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Madu Literasi dari San Daniel Oepoli

20 Agustus 2019   07:05 Diperbarui: 25 Agustus 2019   05:46 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsip facebook Rm.Januario Gonzaga

Kesadaran  literasi memang mahal-mahal sulit. Setidaknya, ada dua hal pokok yang saling mempengaruhi dan berperan penting dalam kesadaran literasi, yakni manusia dan media. Tidak mudah bagi manusia mengelola dan membangun  kelompok literasi. Selain itu,media literasi pun tak terbilang murah.

  Bila manusia pada kelompok tertentu sadar akan pentingnya literasi, mereka dihadapkan dengan minimnya media literasi. Pun bila sebuah kelompok terntentu berlimpah media literasi, mereka malah membiarkannya begitu saja.  Beruntunglah kelompok-kelompok yang sadar akan literasi dan memiliki (menciptakan) media literasi yang cukup. Tapi bagi saya, lebih beruntung kelompok-kelompok yang minim media literasi, namun berusaha menciptakan media literasi. 

Ya, orang-orang ini adalah mereka yang bertanggung jawab atas diri dan kelompoknya. Saya pikir demikian yang telah dicotohkan saudara saya, Romo Januario Gonzaga bersama komunitasnya di San Daniel Oepoli. 

Kami berjumpa pertama kali  dalam  kegiatan Nusantara School of Difference 2019, sebuah  summer school yang digagas IRGSC dan CEDAR. Mempertemukan banyak orang dari komunitas, suku, bangsa, dan keyakinan yang berbeda. 

Selama dua minggu, kami melakukan perjalanan bersama mempelajari perbedaan dan cara hidup kelompok minoritas dan mayoritas di Indonesia.

 Dua minggu bergiat dengan jadwal yang padat  tak cukup bagi kami untuk bebas berbagi cerita tentang apa yang dilakukan di komunitasnya. Namun pada suatu malam, di Paroki Oenangkai Oeekam saya sempat 'kepo' dan bertanya banyak hal padanya sehinggal jadilah artikel sederhana ini. 

Foto bersama Romo Januario Gonzaga ketika menitipkan 2 buku saya 'Menyudahi Kabair' untuk Taman Baca San Daniel Oepoli
Foto bersama Romo Januario Gonzaga ketika menitipkan 2 buku saya 'Menyudahi Kabair' untuk Taman Baca San Daniel Oepoli
Romo dari San Daniel Oepoli

Oepoli, berada di wilayah Kecamatan Amfoang Timur Kabupaten Kupang. Sebuah wilayah dengan jarak kurang lebih 181 km dari Kota Kupang namun menghabiskan waktu 7-10 jam perjalanan. 

Jalanan penuh lubang-lubang menganga , berbatu, juga debu mengepul di udara menjadi beberapa alasan molornya waktu tempuh menuju wilayah yang sebelah Timurnya berbatasan langsung dengan RDTL (Republik Demktrat Timor Leste). 

Namun itulah Indonesia, negara dengan jajaran pulau indah nan menawan. Orang-orang di sana, masih setia menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengibarkan Bendera Merah Putih. Setiap bulan Agustus tiba, mereka rela menginap di lapangan kantor-kantor camat untuk merayakan tujuh belasan. 

Mereka menari, bermain voli, sambil menolak dingin dengan sopi walau listrik hanya menyala di malam hari. Apapun keadaanya, bagi orang-orang Oepoli, NKRI harga mati!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun