Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

9 Tips Supaya Kita Berhenti Mengirim Berita Hoaks

25 Mei 2017   19:51 Diperbarui: 25 Mei 2017   23:58 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEMBILAN TIPS SAATNYA KITA BERHENTI BERITA HOAX

                Jadi teringat pula jaman dulu sebelum ada Media Sosial seperti ini, kita sebut saja Surat Kaleng, bukan karena Suratnya dimasukkan ke kaleng, tetapi surat yang dikirim tanpa kita ketahui siapa nama pengirimnya. Jaman dulu kita tidak bisa lacak secara canggih seperti ini, hanya bisa menebak-nebak saja siapa pengirimnya. Atau kemudian kita menjadi curiga terhadap seseorang yang barang kali pernah sentiment pada kita atau ada maksud-maksud tertentu mencemarkan nama baik seseorang. Untungnya di jaman dulu saja sebagain besar orang sudah cerdik, mereka tidak menanggapi dan meresponi bila itu adalah surat kaleng, karena surat kaleng adalah surat dari pengecut (pecundang).

                Selanjutnya kita juga teringat akan surat berantai, semacam surat yang berisi berita gembira seseorang mendapat ini dan itu, lalu ada pesan supaya surat tersebut difoto copy oleh mereka yang menerima sebanyak berapa lembar yang sudah ditentukan, misalnya 20 lembar atau lebih disertai ancaman bila kita tidak mengirimnya. Bayangkan saja, jika kita mengirim satu saja ke teman kita, maka teman kita harus kirim 20 lembar, lalu ke 20 orang penerima itu kirim masing-masing 20 lembar dan seterusnya. Jaman dulu kita masih manual, jadi harus foto copy surat tersebut, harus lagi menulis alamat orang yang hendak kita kirim, harus ke kantor pos, harus tempel perangko, harus menunggu pak pos kirim ke rumah masing-masing. Namun saat ini, kita mainnya hanya beberapa detik, tinggal copy paste lalu klik and send. Bayangkan saja jikalau berita itu berita sesat, berita palsu (HOAX), apalagi berita yang bersifat fitnah, sangat membahayakan, seperti yang terjadi baru-baru ini di mana seorang bekas polisi difitnah via media sosial yang membom bunuh diri terminal Halte trans Jakarta Kampung Melayu, dikarenakan wajahnya mirip,  padahal orangnya masih sehat walafiat di luar pulau. Kan bahaya sekali ini.

                Berita HOAX membuat kita tidak nyaman, saling curiga, dan kita menjadi tidak percaya akan berita tersebut, sehingga kerugiannya adalah saat berita yang benarpun kita pikir itu palsu dan sebaliknya berita yang palsu kita pikirnya benar. Berita HOAX atau palsu juga dipakai oknum tertentu untuk menipu, misalnya yang kita kenal dengan Mama Minta Pulsa, Berita dapat hadiah mobil lalu kita harus bayar sejumlah uang tertentu, berita kecelakaan seakan-akan dari Rumah Sakit, karena perlu obat mendadak dan segera maka kita harus kirim sejumlah uang. Nah jikalau sudah demikian gawatnya bagaimana respon kita?

Berikut ini ada 9 Tips khusus bagi kita untuk segera berhenti dengan berita HOAX:

  • Bila menerima pesan dari siapa saja via media sosial, jikalau anda hendak menyimpannya maka harus baca terlebih dahulu, karena jikalau hanya judulnya saja yang dibaca kadang kita tertipu denga isi beritanya. Jadi jangan terpancing emosi dahulu sebelum mengetahui isinya, itu yang sering terjadi belakangan ini.
  • Karena kita sudah baca maka kita jelas mengetahui isinya, sebab belakangan ini banyak berita atau video yang sengaja oleh pengirimnya di buat heboh judulnya supaya banyak yang baca dan banyak yang klik videonya, terutama Youtube atau website yang join Google Addsence, sebab bila banyak yang klik website mereka atau video mereka, maka google bakal kirim dolar buat pemilik account, padahal banyak yang merupakan berita “Kebohongan”.
  • Bila sudah baca berita itu coba usahakan cek lagi kebenaran berita tersebut, bandingkan dengan website-website resmi apakah memang berita itu benar atau salah, sebab berita yang salah begitu kita send keluar sudah sulit dikontrol lagi.
  • Untuk mengecek website resmi atau Berita TV juga harus dicermati dengan hikmat , sebab bila kita temukan belakangan ini website yang gratis sering kali berita gratisnya juga miring, jadi kalau memang kita kenal betul itu pengirimnya kita tanya saja sebelum kita kirim ke orang lain. Penulis jadi teringat saking banyaknya berita HOAX hingga waktu itu ada beberapa tamatan Univeritas Harvard membuat petisi, banyak yang mencurigai itu palsu, padahal asli. Tapi sudah benar sih kita curiga setiap link yang berhubungan dengan website, sebab kadang kita bisa tertipu dengan link yang tidak resmi dari akun bank, sehingga begitu kita memakai link tersebut maka username, password kita tercopy sehingga uang kita begitu gampang dikuras. Hal ini sudah bukan merupakan rahasia lagi, namun sering kali kita lalai, itu sebabnya kita perlu waspada.
  • Nah, setelah berita tersebut kita cek, maka kita juga perlu tegas mengetahui kebenaran berita tersebut, kadang karena berupa artikel ada saja orang yang iseng mengeditnya, sehingga bila kita tidak sadar tinggal send maka itu artinya kita ikut menyebar berita palsu. Jadi kita sangat perlu tahu apakah berita yang hendak kita kirim itu benar atau tidak?
  • Sekarang kita sudah tahu isi berita itu, maka jikalau kita hendak kirim ke orang lain perlu juga diseleksi, kira-kira berita yang kita kirim itu berguna tidak bagi dia? Atau bagi orang lain? JIkalau berita yang bersifat pribadi mesti juga kirimnya secara pribadi saja tidak perlu di gembar-gemborkan di group WA, Facebook, atau Twitter dan semacamnya.
  • Langkah ke tujuh kita bertanya dulu dalam hati “Apakah berita ini perlu kita sampaikan atau kirim?” Terus terang belakangan ini pemilik media sosial merasa terganggu dengan bergaia foto kiriman dan video, mayat, video orang sekarat dan sebagainya, yang sering kali kita terima foto dan videonya double dan sama.
  • Langkah selanjutnya “Apakah berita itu berguna bagi dia (orang lain) dan kita yang mengirimnya?. Kontennya apa, mencemarkan orang lain? Porno? Fitnah? Gossip? Berita Palsu?  nah jika ternyata kita agak ragu, maka urungkan dulu niat kita dahulu, hingga ke urutan yang
  • Ke Sembilan, jikalau ternyata kita sudah merasa yakin dan  damai bila klik kirim berita ini maka kirimlah.

                Nah inilah 9 tips supaya kita berhenti mengirim berita HOAX yang penulis tergerak untuk membagikan pada kita, mengingat belakangan ini negara kita digoyang-goyang terus dengan berbagai berita tak menentu yang sangat merugikan masa depan bangsa. Bayangkan hanya karena berita HOAX orang bernai membakar, anak-anak yang masih kecil, yang masa depannya masih panjang telah ditanami rasa benci, ras dendam, rasa sakit hati. Gampang sekali menerima berita HOAX, akhirnya kita terpukul sekali melihat video dan berita anak-anak berbaris-baris, membawa obor, bukan menjerit Merdeka, Hidup NKRI, tetapi yang mereka sebut itu Bunuh, bunuh? Apakah ini merupakan karakter bangsa Indonesia? Mengapa kita bukan belajar makin modern di jaman yang modern? Mengapa kita kembali hendak menjadi keterbelakang?

                Hari ini kita masuk jaman Globalisasi, kejar kemajuan, rakyat harus pintar, rakyat harus belajar tidak hanya stagnasi dengan berita HOAX dan menikmatinya. Herannya ada media TV juga kadang terpengaruh dengan HOAX sehingga beritanya beda tersendiri. Mau kemana masa depan Indonesia. Saat ini kita perlu mendidik generasi muda menjadi cerdas, supaya mampu bersaing.  Sudahlah kita lupakan masa lalu, jikalau masa penulis sekolah media masih ketat , ada baik dan buruknya; banyak berita kita tidak tahu, banyak kemajuan kita tidak tahu, akibatnya memang kelihatan aman-aman, adem ayem, tapi ngak tahu apa-apa. Lalu Bahasa asing kita dibatasi, sehingga saat ini yang segenerasi dengan penulis banyak yang tidak mampu bersaing di manca negara karena pengetahuannya kurang, komunikasi juga kurang. Apakah kita hendak kembali seprti masa lalu? Apakah kita maunya tetap begitu?  Tentu tidak bukan?  Saatnya kita seleksi dengan hikmat berita-berita yang positip, membangun, yang benar-benar membuat kita berhikmat dan pintar, sehingga munculnya media sosial ini benar-benar bermanfaat bagi kita menjadi lebih hebat. Ayo, NKRI kita bisa.

San Francisco, Medio Kamis, 25 Mei 2017

Saumiman Saud

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun