Upaya Sudirman Said untuk mengembalikan politik yang memiliki harkat dan martabat muncul bukan semata-mata karena ia hendak terjun sebagai kandidat calon gubernur di Jawa Tengah. Upaya itu sudah ia tunjukkan terutama sejak ia bersama dengan beberapa sahabat mendirikan Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Lembaga ini bertujuan untuk mendorong penyelesaian beberapa kasus korupsi, transparansi anggaran, dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Upaya ini juga Sudirman Said perlihat dalam setiap posisi strategis yang pernah ia emban. Ia selalu menekankan prinsip-prinsip transparansi dan integritas, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk para pegawai dan bawahan. Pun, setelah tidak lagi menduduki jabatan apa pun dalam lembaga publik, Sudirman Said tidak lantas berpangku tangan. Dia mendorong berbagai kalangan untuk terus mengkampanyekan politik bersih dan bermartabat melalui Institute Harkat Negeri.
Tujuan dari upaya tidak kenal lelah ini adalah supaya orang-orang baik memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin-pemimpin masyarakat. Kita memang seringkali berbicara tentang sistem sebagai satu-satunya langkah untuk memperbaiki segala carut-marut kehidupan politik, namun sistem yang baik pun jika dipegang oleh orang-orang yang tidak baik maka sistem tersebut dapat mengalami malfungsi. Artinya, harus ada kombinasi yang lengkap antara aspek personal individu-individu pemimpin dan sistem yang dibangun.
Upaya untuk mengembalikan politik yang bermartabat dan memiliki harkat, bagi Sudirman Said, bukan tanpa dasar. Contoh-contoh politisi yang baik, jujur, dan berjuang semata untuk kepentingan bangsa dapat kita gali dari para pendahulu dan pendiri bangsa ini. Mereka inilah yang oleh Sudirman Said sebut sebagai tokoh-tokoh yang melampaui waktu sekarang. Orang-orang yang mampu melampaui waktu sekarang adalah mereka yang bekerja bukan demi pamrih, tidak egois, mengedepankan kepentingan publik, dan berpikir untuk kemajuan generasi berikutnya.
Hasrat Sudirman Said untuk mengembalikan politik yang memiliki harkat dan martabat, lagi-lagi, hadir dari keyakinannya bahwa politik pada dasarnya jalan mulia untuk mewujudkan kebaikan sebesar-besarnya bagi kehidupan publik. Sebab itu, orang-orang terbaik negeri harus didorong sebagai pemimpin, begitu juga dengan putra/putri terbaik daerah harus didorong untuk menjadi pemimpin di daerah. Dengan demikian, bangsa Indonesia akan memiliki orang-orang terbaik sebagai pemegang posisi-posisi strategis dan pembuat kebijakan publik.