"Ketika aku masih MUDA, aku bermimpi dapat MENGUBAH DUNIA. Tapi kinisetelah AJALmenjelang barukusadari, ANDAIKAN yang ku-ubah adalah diriku, maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan mungkin aku bisa mengubah KELUARGAKU, lalu berkat aspirasi dan dorongan mereka, BOLEH JADI aku-pun mampuperbaiki NEGERIKU, dan kemudian, SIAPA tau bahkan BISA MENGUBAH DUNIA” (Disadur dan dimodifikasidari sebuah tulisan di sebuah rumah makan, berlokasi di Utan Kayu-Jakarta Timur).
[caption id="attachment_131223" align="alignleft" width="300" caption="Kata-Kata Bijak itu, Tertulis di Suatu Rumah Makan (Dok. Pribadi)"][/caption] Menarik sekali, membaca 2 buku karangan Sonny Sutrisna-Guru Besar Power of Soul,seorang mualafyang terlahir dari seorangbapak yang berasal dari Bali (beragama Hindu) dan ibu seorang warga keturunan Tionghoa(beragama Kong Hu Chu)yaituPower of Soul seorang Penyembuh (Cetakan ke-3, Maret 2011) dan Sholat untuk Memperbesar Periuk Rejeki(Cetakan ke-5, Maret 2011).
Satu kalimat yangpenulis dapat petik dari kata-kata nan arif-bijaksana di atas : “TIDAK ADA KATA TERLAMBAT,ASALKAN KITA MAU MENGUBAH DIRI”. Mungkin simpulan itu terlalu menyederhanakan, karena terus-terang penulis belum khatam (tamat) membaca ke-2 buku tersebut dan bahkan baru mulai menyelami serta berproses meningkatkan level kesadaran. Namun demikian, sebagai pembuka jalan kesadaran, mohon izinkan penulis MENGIKAT MAKNA yang terserak dari sebuah pesan nan bijak-bestari.
Seringkali,semasa muda kita terobsesi danbermimpiuntuk menjadiorang terkenal dan bahkan berkhayaluntukdapatmengubah dunia. Namun seiring berjalannya waktu dan pertambahan usia serta prosesbelajar arifhadapi realita hidup,sampailah kitapada kesadaran bahwa yang perlu diubah terlebih dahulu adalah DIRI SENDIRI.
Ada berbagai tingkatan kesadaran yang disinggung dan dibahas secara detail di buku tersebut, intinya kesadaran itu sendiri berproses dari mulai tingkatan terbawah (Kesadaran Hewani), meningkat ke level berikutnya (Kesadaran Manusia) dan meningkat lagi ke level tertinggi (Kesadaran Tuhan : rendah > sedang > tinggi > penyatuan). Syarat untuk naik level ternyata cuma satu, ada keinginan kuat mengubah diri dengan cara menekan tingkat ego-nya. Ada hubungan berbanding terbalik antara ego dan level kesadaran. Makin tinggi level kesadaran, makin menuntut kita menekan ego diri. Level tertinggi (Kesadaran Tuhan-Penyatuan) bahkan mensyaratkan ego kita bernilai nihil alias tidak ada lagi. Di sinilah perjuangan mengubah diri dimulai, bagaimana mengendalikan dan memerangi hawa nafsu yang membelenggu (direpresentasikan oleh ego) yang melekat di dalam diri hingga akhirnya kita dapat lepas dan mampu mengendalikan hawa nafsu hingga membawa kita ke jenjang/predikat takwa. Mungkin pembaca masih ingat, kredo 'Aa Gym dengan 3M-nya (Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal-hal kecil, dan Mulai sekarang juga) yang begitu fenomenal. Terlepas dari masalah pribadi Beliau (pilihan berpoligami), sudah sepatutnya kita berterima kasih kepada Beliau yang telah memperkenalkan dan mempraktikkan sekaligus kredo itu dengan sukses (melalui Manajemen Daarut-Tauhid). Jadi, jangan harapkan terlalubanyakuntukmengubahorang lain, keluarga, masyarakat, bangsa bahkan dunia, JIKALAU kitatidakmampu mengubah diri sendiri menjadi insan yang berguna dan bermanfaat bagi orang lain.Benarlah firman Allah SWTbahwa Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri(QS. Ar-Ra’du : 11)dan sabda Baginda Nabi Muhammad SAW bahwasebaik-baiknyamanusia adalah yang hidupnya banyakbermanfaat untuk orang lain (HR. Muslim). Untunglah, penulis bergabung dengan KOMPASIANA, sebuahmedia sosialyang tidak hanya menerima secarasuka-relatulisancurahan hati (CURHAT) seorang Kompasianer pemula seperti penulis, tapi juga dengan suka-cita menerimaadi karya dari penulis jempolan yang kebetulan telahmembesarkan dan menyemarakkanKOMPASIANAhingga menjadisebesar dan dikenal seperti ini. Semoga dengan sedikit goresan tulisan di pasir pantai kehidupan ini, dapat meninggalkan jejak yang bermanfaat bagidiri sendiri, orang lain dan sesama. Dan bila ada postingan penulis yang sekiranya kurang bermanfaat (lebih banyak mudharatdaripada manfaatnya), segeratersapu ombak pantai dan hilang ditelan lautan samudra. Selamat bermetamorfosa dan berjuang meningkatkan level kesadaran, semoga kita dapat menjadi insan yang berguna dan bermanfaat bagi sesama. Mari kita jadikan ibadah shaum (puasa) sebagai sarana melatih diri untukberusahamencapaiderajat takwa,insya Allah (Maher Zain & Fadly, mode on)....amin YRA.