Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Desain Smartphone dan Konsekuensinya

27 Maret 2015   16:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:55 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia perangkat mobile, desain adalah faktor yang tidak dapat dipisahkan. Desain merupakan kunci sukses dalam membuat suatu produk yang diharapkan mewakili kecanggihan teknologi diwujudkan keindahan bentuk tentunya tanpa melupakan aspek fungsi. Acap kali ketika sebuah produk direncanakan untuk dibuat maka pihak Research & Development (R&D) lebih dahulu melakukan penelitian untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, dari data-data tersebut lalu dikelola kemudian dibuat kesimpulan seperti apa produk yang kiranya mampu mengakomodir keinginan publik umumnya. Sedikit informasi bahwa apa yang dilakukan oleh R&D bukanlah sembarang penelitian, data-data yang dikumpulkan diseleksi secara ketat dan akurat sehingga memerlukan jangka waktu yang cukup panjang. Setelah rencana produk disetujui maka ditindaklanjuti dengan pembuatan prototype atau purwarupa berupa sketsa awal hingga bentuk setengah jadi yang akan melalui proses penilaian atau uji coba apakah purwarupa tersebut sudah mencakup standarisasi yang dibutuhkan dan ekspektasi publik, apabila kedua poin penilaian tersebut sudah terpenuhi maka akan diteruskan dengan proses produksi secara masif.

Kiranya semua produsen perangkat mobile khususnya smartphone berlomba-lomba menghasilkan produk-produk yang berkualitas, baik mencakup teknologi terbaru, dilengkapi dengan beragam fitur kemudahan, dibalut material kuat namun ramah lingkungan, serta tampilan desain yang cantik nan menawan. Apabila mengamati tampilan-tampilan smartphone terkini yang umumnya berlayar besar adalah gambaran bahwa mayoritas publik mendambakan smartphone dengan layar lebar, terlepas apa yang menjadi dasar alasannya produsen secara tak langsung dituntut untuk mampu mengakomodir keinginan tersebut. Fitur canggih, desain tipis, dan performa mumpuni adalah cerminan smartphone di era sekarang, tentu dengan slogan "tipis" tidak serta merta mengisyaratkan besaran biaya yang dikenakan sebagaimana desain "tipis" hingga saat ini lebih diperuntukkan bagi mereka yang berkantong "tebal".

Desain tipis smartphone tidak luput dari konsekuensi bahwa ada hal-hal yang mau tidak mau harus dikorbankan, salah satunya baterai. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa baterai adalah sumber utama untuk dapat mengoperasionalkan smartphone, sedangkan aktivitas penggunaan smartphone secara terus menerus akan menguras habis daya baterai, besaran kapasitas baterai yang smartphone miliki merupakan faktor penting yang menjadi penilaian konsumen dalam memilih sebuah smartphone selain sisi daya tarik lainnya. Permasalahan besaran kapasitas baterai inilah yang menjadi perhatian utama para produsen smartphone akhir-akhir ini, kapasitas baterai yang besar maka akan menyebabkan bentuk smartphone tipis yang didambakan akan bertambah besar dengan bobot yang lebih berat. Para produsen smartphone pun mencari cara untuk menemukan solusi permasalahan itu, salah satunya dengan menyertakan fitur ultra charge yang dikemas dalam produk smartphone mereka.

Fitur ultra charge yaitu fitur pengisian baterai smartphone dengan proses yang sangat cepat sehingga tidak menghabiskan waktu lebih banyak, beberapa produsen smartphone telah memiliki fitur canggih ini dalam produknya diantaranya Samsung, Oppo, Google, LG, dan One Plus. Masing-masing produk unggulan mereka yang disematkan fitur ini memiliki kapasitas baterai kurang lebih sebesar 3000 mAh dan agar posisi baterai terisi penuh hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 2 jam saja. Tentu dengan hadirnya fitur ultra charge seketika itu pula permasalahan kapasitas baterai bisa dikatakan dapat diredam, namun menjadikan pertanyaan seperti apa dampak kedepannya sebagaimana cakupan sebuah baterai memiliki istilah yang kurang populer publik kenal yaitu "life cycle" atau "charge cycle". Kaitan ultra charge dan charge cycle bahwa semakin sering baterai di charge maka disaat bersamaan mengurangi masa hidup dari baterai tersebut. Walau masih belum ada pembahasan mendalam prihal ini, namun memungkinkan menjadi hal yang saat ini dipikirkan oleh sebagian kalangan untuk menciptakan jenis baterai yang lebih baik lagi kedepannya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun