Mohon tunggu...
Sammy Sahertian
Sammy Sahertian Mohon Tunggu... -

tinggal di Bag Timur Indonesia, bekerja sebagai Buruh Bulanan hanya mampu menulis apa yang ada dan terlintas dipikirannya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Memahami Sistem Pencatatan Meter dan Pembayaran Rekening Listrik PLN

1 September 2011   06:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:19 10172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini terinspirasi oleh begitu banyak keluhan pelanggan listrik PLNterhadap pembayaran rekening listrik PLN. termasuk juga saya.yang pada dua bulan terkhir ini merasa janggal dengan rekening listrik saya. Pada bulan Mei sesuai rekening Listrik yang saya bayar tercatat saya menggunakan 401 KWH. Tentu saja nilai rupiahnya harus dikalikan dengan tarip listrik per KWH sesuai golongan pemakaiann ditambah biaya beban yang merupakan biaya tetap yang mesti dibayar Setiap bulan. Kebetulan saya berada pada golongan R 2 yang umumnya dikenal dengan sebutan 2.200. Kenapa saya harus membayar penggunaan KWH sebayak 401 tersebut di atas, padahal pada bulan Januari saya Cuma membayar pemakaian 184 KWH, Pebruari 367 KWH, Maret 283 KWH dan April 272 KWH. Peralatan elektonik tidak ada penambahan kenapa fluktuasi pembayaran begitu besar?

Setelah saya membayar rekening bulan Mei saya melihat angka pemakaian KWH pada meter rumah saya sekitar 200 kwh di atas rekening pembayaran bulan Mei yang tercatat pada st akhhir yakni 37.674. Saya putuskan untuk melakukan penelitian sendiri dengan cara :

  1. Saya mencatat meter listrik saya pada tanggal 28 Mei 2011 jam 08.18 tercatat 37.942,9

  2. Kembali saya mencatat meter listrik saya pada tanggal 10 juni jam 22.59 tercatat 38 049,7

Dari dua kasil pencatatan di atas lalu saya menghitung selama 13 hari 14 jam jumlah kwh yang digunakan sebanyak 38 049,7 dikurangi 37 942,9 sama dengan 106,8 kwh yang berarti rata-rata setiap hari saya menggunakan kwh sebanyak 106,8 dibagi 13 saja supaya medapatkan angka yang lebih tinggi yakni 8,22 KWH perhari. Jadi Bulan Mei mestinya jumlah Kwh listrik bulan April yang saya bayar 30 dikalikan 8,22 KWH sama dengan 247 KWH sehingga jumlah KWH listrik yang saya bayar mesti berkisar antara angka duaratusanseperti pada rekening bulan maret dan april di atas tapi kenapa saya harus membayar sampai 401 kwh pada bulan Mei dan bulan dan 367 kwh pada bulan pebruari? Rasanya perbedaan terlalu jauh. Tapi Maret dan April menurut saya wajarlah karena mungkin saja akibat pada hari-hari tertentu ada alat elektronik yang digunakan sedikit lebih lama dalam bulan Maret dan April sehingga kedua angka kwh diatas berada sekitar 10 – 15 persen di atas perkiraan angka rata-rata saya (247 KWH).

Karena terus penasaran maka sebelum saya membayar rekening bulan Juni, pada hari ini 14 Juni 2011 saya kebetulan mujur bisa bertemu langsung dengan pimpinan PLN rayon timur Ambon. Saya tanyakan, kalau saya hendak membayar rekening listrik bulan Juni maka penggunaanjumlah kwh terakhir pada rekening bulan juni dicantumkan berdasarrkan hasil pencatatan kapan? Dijawabnya hasil pencatatan antara tanggal 10 – 20 Mei 2011. Ini berarti titik terang bagi saya. Ini berarti pembayaran yang besar tadi bukan saya membayar KWH yang dipakai selama sebulan/30 hari tapi sekitar 1,5 bulan atau 45 hari. Tidak rugi sih tapi seolah saya kelewat sok memberi panjar kepada PLN sebanyak penggunaan KWH 15 hari yang mestinya saya bisa membayarnya pada bulan Juni ini., tapi telah saya membayarnya pada Bulan Mei.

Saya lalu diantar kepada salah satu stafnya untuk membicarakan hal ini. Aduh minta ampun soknya seolah-olah dia saja yang paham bekerja dengan komputer. Katanya enteng, “ karena hasil pecatatan meter bapak terakhir hanya pada bulan Maret maka pembayaran rekening diperkirakan oleh komputer. nntuk pembayaran bulan Mei dan Bulan Juni”. Saya bilang untuk dia ‘ ibu, komputer seng bisa berbuat apa2 kalau tidak diatur oleh manusia”. Dia alihkan argumentasi saya lalu berkata “ Kalau Bapa keberatan, saya. akan rubah sesuai catatan meter bapa (saya telahsebutkan ke Pimpinannya dan juga kepada dia). Dia sengaja mau merubah supaya saya tidak bisa melihat hasil perkiraannya yang kelewat tinggi. Saya katakan tidak apa biar saja saya bayar bulan juni, sesuai perkiraan komputer ibu itu. Dalam hati saya toh kalau saya bayar bulan Juni, bulan Juli saya cukup bayar biaya beban saja. Ternyata ketika saya lihat lagi meter listrik saya dirumah sekitar jam dua belasan masih tercatat 38.072 tapi hasil perkiraan komputer PLN telah dicatat pada st akhir rekening bulan juni sebesar 38 075. Kalau dalam praktek perkiraan pertumbuhan ekonomi orang biasa katakan perkiraan pertumbuhan yang optimis, tapi perkiraan pemakaian kwh yang dilakukan sendiri oleh Komputer PLN (kata sang ibu lho) menurut saya perlu diistilahkan dengan istilah “ perkiraan yang kelewat optimis”. Saya menduga karena tidak ada catatan maka mereka memperkirakan dengan angka rata-rata pemakaian batas maksimal perbulan, sehingga terjadilah angka perkiraan kelewat optimis tadi.. Pelanggan tidak rugi memang tapi pelanggan terbeban telah memberi panjar kepada PLN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun