Mohon tunggu...
Samadyo Madyo
Samadyo Madyo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tolak Diabetes dengan Pengolahan Makanan yang Tepat

23 Februari 2017   10:01 Diperbarui: 24 Februari 2017   02:00 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebutuhan akan unsur - unsur dalam makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Salah satu yang tidak pernah bisa lepas dari makanan yang dikonsumsi sehari - hari adalah kebutuhan akan asupan karbohidrat. Karbohidrat berfungsi sebagai salah satu sumber energi utama yang dibutuhkan manusia untuk menjalankan aktivitas sehari - hari. Konsumsi makanan seperti nasi, roti, pasta, gandum, sereal, dan berbagai sumber karbohidrat lainnya menjadi salah satu budaya yang mendarah daging di berbagai negara di Asia, terutama di Indonesia.

Permasalahan yang sering terjadi jaman kini adalah menurunnya budaya tersebut, akibat banyak orang yang merasa khawatir mengenai permasalahan kesehatan mereka, seperti ketika mengecek kadar gula dalam darah yang berkaitan dengan resiko terjangkitnya penyakit diabetes. Gejala diabetes sendiri sering dikaitkan dengan tingginya kadar gula dalam darah, sehingga membuat masyarakat mulai cenderung mengurangi asupan karbohidrat mereka. Padahal kenyataannya karbohidrat sangat diperlukan sebagai sumber energi utama kita. Lantas apa yang harus kita lakukan untuk membuat budaya tersebut tidak menghilang?

Pengolahan makanan yang tepat menjadi jawaban atas permasalahan ini. Ketika kita mengetahui cara mengolah makanan dengan benar, otomatis kita dapat menghindari resiko terjangkitnya berbagai penyakit, khususnya gejala diabetes. Pada jaman dulu sebelum masyarakat mengenal peralatan untuk memasak nasi seperti rice cooker, beras tidak dimasak secara instant. Memasak nasi masih menggunakan tungku api dan peralatan yang sederhana, tanpa ada bantuan listrik. Ketika nasi sudah matang, kebiasaan yang sering dilakukan adalah mengaduk nasi tersebut sambil mengipasinya, agar uap panas yang ada di dalam nasi keluar sehingga nasi menjadi lebih dingin dan lebih pulen.

Ada sebuah penelitian yang meneliti tingkat kadar gula darah seseorang dengan pemberian makanan berupa nasi yang masih panas dibandingkan dengan nasi yang sudah dingin. Dalam hal ini, diketahui bahwa nasi yang masih panas memiliki kadar gula lebih tinggi dibandingkan dengan nasi yang sudah dingin, sering disebut sebagai Rapidly Degestible Starch (RDS). Sebenarnya kedua nasi memiliki kadar gula yang sama, baik yang masih panas maupun sudah dingin. Namun, yang membedakan adalah nasi yang masih panas memungkinkan tubuh menyerap kandungan gula di dalamnya dengan lebih cepat. Sementara itu, nasi yang sudah dingin ataupun nasi sisa masak kemarin tergolong ke dalam bentuk pati resisten, yang memungkinkan nasi berubah bentuk menjadi serat yang sulit dicerna, sehingga dapat membantu menurunkan gula darah dan dapat mencegah penyakit diabetes.

Masyarakat jaman kini senang sekali dengan hal - hal yang serba instant. Rice cooker sendiri didesain untuk menjaga nasi tetap hangat dan panas. Orang tidak mau lagi untuk memasak nasi dengan cara yang merepotkan karena sudah ada alat yang bisa memasak nasi dengan sendirinya. Mungkin hal inilah yang membedakan tingkat penderita diabetes pada jaman kini lebih tinggi dibandingkan dengan yang ada pada jaman dulu. Jaman yang serba instant ini membuat orang melupakan atau bahkan tidak mengetahui bagaimana cara mengolah makanan yang tepat untuk menghindarkan mereka dari resiko terjangkitnya penyakit.

Jadi, bijaksanalah dalam memilih dan mengolah makanan kita sehari - hari. Tindakan dan keputusan kita hari ini dapat menentukan keberlangsungan hidup kita dan keluarga kita di masa depan.

Terimakasih,

Tuhan memberkati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun