Eiit.. jangan buang di situ Bu Lihat kalau udah numpuk begini kan nggak cantik lagi
Supaya bisa seperti ini
Sungai di tengah Seoul, Korea
Bahkan di tengah malam menjadi pilihan wisata
Jangan begini ya
supaya nggak dibilangin kayak gini
atau ini
Begini kan bagus Dulu, berkat Sungai
Ciliwung yang bersih, kota Batavia pernah mendapat julukan “Ratu dari Timur”. Banyak pendatang asing menyanjung tinggi, bahkan menyamakannya dengan kota-kota ternama di Eropa, seperti Venesia di Italia. Namun Sejak membludaknya arus urbanisasi itu, pendangkalan Ciliwung dan sungai-sungai kecil lainnya terus terjadi tanpa diimbangi pengerukan lumpur yang layak. Pada 1960-an, misalnya saja, sejumlah sungai kecil masih bisa dilayari perahu dari luar kota. Waktu itu kedalaman sungai mencapai tiga meter. Namun kini kedalaman air tidak mencapai satu meter. Sayang, semakin derasnya arus urbanisasi ke Jakarta, kondisi Ciliwung semakin amburadul. Banyaknya permukiman kumuh di Jakarta menyebabkan Ciliwung beralih fungsi menjadi “tempat pembuangan
sampah dan tinja terpanjang di dunia”. Untuk membersihkan Ciliwung dengan cara cepat caranya adalah: 1. Pemerintah Kota (Pemkot) menugaskan satu petugas pengumpul sampah di tiap 100 meter sepanjang Ciliwung . 2. Masyarakat di sekitar Ciliwung disediakan tampat sampah khusus yg dikelola oleh petugas sampah tersebut. 3. Petugas sampah tersebut juga bertanggung jawab terhadap kerbersihan Ciliwiung sesuai area tugasnya. cuma itu caranya tidak cara lain. Jika ini dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah yang sangat sulit adalah menghindarkan Cliliwung dari limbah cair baik domestik maupun induustri. tapi setidaknya yang paling penting dulu, adalah sampah padat tadi. (((..Ayo pemkot beraksi!..))) supaya Ciliwung bisa sebersih ini, nih...di bawah; Dulu, dulu sekali air Ciliwung bisa langsung di minum tanpa dimasak
Lihat Nature Selengkapnya