Mohon tunggu...
Muhammad Sahuddin
Muhammad Sahuddin Mohon Tunggu... Guru - Candidat PhD, Nanjing Normal University, Tiongkok

Guru Pendidikan Luar Biasa & PhD (Cand) Nanjing Normal University, Tiongkok

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aku Bukan Bodoh, Mungkin Disleksia

22 Mei 2019   11:33 Diperbarui: 22 Mei 2019   12:39 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Muhammad Sahuddin)

Oleh: Muhammad Sahuddin

Bagi guru sekolah umum kata Disleksia mungkin menjadi kata yang jarang didengar namun bagi guru sekolah luar biasa kata disleksia menjadi kata yang tabu yang sering dia jumpai, tulisan pendek ini mencoba memperkenalkan nama disleksia untuk solusi penangan anak disleksia di sekolah oleh guru umum dan guru khusus.

Apa Sih Disleksia:

Banyak para ahli mengemukakan pengertian Disleksia  namun jika dilihat pada arti kata disleksia gabungan dua kata dari bahasa Yunani: "Dys" yang berarti Sakit, sulit atau abnormal dan "Lexicos" berarti kata. 

Jika di artikan dari arti kata Disleksia berarti: Kesulitan dengan Kata. Namun menurut The Dyslexia Institute : Disleksia adalah kesulitan belajar yang spesifik yang menghambat kemampuan membaca dan biasanya juga bisa berefek pada simbolik lainnya seperti matematika dan juga seni tetapi bukan di akibatkan dari rendahnya motivasi belajar, gangguang emosi, penglihatan atau kurangnya kesempatan dalam belajar. 

Anak disleksia biasanya mengalami gangguan dalam menulis dan membaca. Gangguan ini adalah bawaan lahir. Walaupun demikian, tidak berarti anak disleksia ini terbelakang dalam hal kecerdasan. 

Gangguan disleksia tidak menimbulkan keterbatasan dalam hal kecerdasan , kemampuan menganalisa, dan juga daya sensorik pada indera perasa. Anak disleksia sering kita jumpai  memiliki kesulitan mengingat nama-nama huruf, suara dan sulit menghubungkan antara suara dan simbol seperti sulit membedakan b kecil dengan d dan v dengan u atau 6 dengan 9 dll. Dan anak Disleksia Juga bisa menguasai huruf abjad namun pada strategi fonologis dalam membaca dan mengeja seperti kata "Malu" sering dibaca "Maju" anak disleksia sangat sering keliru keliru kalau kita lihat.

Apa Penyebabnya: 

Saya sangat berat menyebutkan faktor penyebab disleksia disebabkan oleh genetik karena banyak ahli memperdebatkan masalah ini namun ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh Taipale tahun 2003. Seorang anak laki-laki yang salah satu orang tuanya mengindap disleksia memiliki peluang 50% untuk menjadi Disleksia. Kita perlu hati-hati dalam pernyataan ini karena Disleksia sebuah kondisi pribadi yang dibawa oleh si anak dari dalam dan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Namun selaku guru yang mengajar anak disleksia mendorong dan memodifikasi pambelajaran untuk anak disleksia supaya membantu tidak terjadinya hambatan terlalu parah dalam membaca bagi anak disleksia.

Namun dalam hasil Penelitian lain tentang disleksia yang di kemukan oleh Stein&Walsh pada tahun 1997 menemukan bukti kekurangan magnoselular. Magnoselular adalah sel syaraf dimata yang berkaitan dengan daerah visual di otak. Jadi jika cacat pada magnosel mengganggu aliran informasi visual antara mata dan otak. Karena masalah pada sitem visual dapat berakibat menurunnya fokus, kaburnya penglihatan, sakit kepala, bahkan pembentukan gambar tidak stabil. Pengakuan disleksia sebagai sebuah defisit visual sering berakibat pada beragam intervensi yang diberikan untuk mengurangi silau dari kertas putih. Strategi ini meliputi penggunaan lapisan berwarna, kertas bewarna dan lensa berwarna. 

Bagaimana Penangana Anak Disleksia: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun