Aku sering teringat akan tuntutannya yang terus menerus untuk pulang. Ia ingin pulang bukannya kemana-mana.
"Aku mau pulang!" seru bibiku, cemberut.
"Bibi, ini rumah kita," aku menjelaskan. "Bibi telah tinggal disini selama lebih dari 20 tahun. Waktu itu Anna baru lima tahun dan Budi dua tahun. Ingat?
"Ah, sebodo amat. Pokoknya aku mau pulang!"
Suamiku dan aku saling menatap. "Mungkin Bibi ingin pulang ke rumahnya sendiri," katanya.
"Tapi kan tak mungkin kita membawanya ke sana. Siapa yang jaga?"
Sementara itu ia sudah beringsut ke pintu depan, dipapah oleh pembantu yang merawatnya. "Aku mau pulang!" ulangnya.
Suamiku membisikkan sesuatu yang membuatku mengangguk. Kuhampiri Bibi dan kupeluk bahunya. "Baiklah, Bibi, mari kita pulang."
Kubimbing ia ke mobil dan kubantu duduk di belakang. Suamiku membawanya berkeliling kompleks, dan akhirnya kembali ke rumah lagi.
"Kita sampai," kataku.
"Ini bukan rumahku. Ini rumahmu."