Mohon tunggu...
Rustam
Rustam Mohon Tunggu... Jurnalis - Kuli tinta

Menulis dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Langkah Ginting Kembali Tersandung NG Ka Long Angus

5 November 2019   15:41 Diperbarui: 5 November 2019   20:58 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: BadmintonIndonesia

Ginting Tersandung NG Ka Long AngusLangkah Anthony Sinisuka Ginting di Fuzhou China Open 2019 terhenti dibabak pertama. Ia dikalahkan pebulutangkis tunggal putra Vietnam, NG Ka Long Angus dua set langsung. Hasil ini semakin memperpanjang hasil buruk yang diraih ginting belakangan ini.

Tercatat hingga bulan November 2019, Ginting belum pernah meraih gelar juara satukalipun tahun ini. Harapan pecinta bulutangkis tanah air akan kebangkitan sektor tunggal putra, seolah sirna. Sebab ia dan kompatriotnya Jonathan Cristie, digadang-gadang akan menjadi penerus Taufik Hidayat.

"Saya banyak memberikan pengembalian yang sudah diantisipasi dia (Ng Ka Long Angus). Pengembalian saya justru menguntungkan lawan. Waktu dia balik memimpin, dia jadi tambah percaya diri," ujar Ginting seperti dilansir dari akun Instagram BadmintonIndonesia mengomentari kekalahanya di Fuzhou China Open 2019.

Catatan buruk Ginting tahun ini tertambah karena sudah empat kali terhenti di babak pertama. Apalagi ia harus terhenti di babak pertama turnamen sekaliber All England dan Kejuaraan Dunia. Mirisnya pelakunya lagi-lagi NG Ka Long Angus. Rekor pertemuan kedua pemain ini pun agak mencolok, 9 kali bertemu, Ginting hanya bisa menang tiga kali.

"PBSI harus benar-benar berbenah, dari pelatih dan pemainnya juga. Sebentar lagi harus mengejar poin olimpiade 2020. Kalau begini terus, mau sampai kapan?" itu kalimat legenda Bulutangkis Indonesia, Taufik  Hidayat mengomentari hasil buruk sektor tunggal putra di All England 2019.

Inkonsistensi Ginting
Di Denmark Open ia kembali mengepak kopernya lebih cepat karena dikalahkan pemain non unggulan asal Perancis, Brice Leverdes. Bukan hanya itu, ia juga tercatat dua kali terhenti dibabak kedua, yakni di Indonesia Open dan Korea Open.

Selebihnya, ia lebih banyak terhenti dibabak perdelapan final seperti di Malaysia Master, Indonesia Master, Selandia Baru, open Jepang Open dan Kejuraaan Dunia.

Penampilan Ginting tahun ini memang pernah membawahnya mencicipi 3 kali laga final. Namun ia harus menelan pil pahit, lantaran harus kalah di semua laga puncak itu. Di Singapura Open dan China Open ia dikalahkan pemain rangking satu dunia asal Jepang, Kento Momota. Sedangkan di Australia open ia harus merelakan gelar juara diraih oleh kompatriotnya di Pelatnas Cipayung: Jonathan Cristie.

Ginting juga pernah sampai ke semifinal French Open, namun lagi-lagi gagal. Ia dihadang pemain andalan Tiongkok, Cheng Long.

Penampilan Ginting tahun ini terlihat inkonsisten jika tidak mau dikatakan menurun. Padahal tahun lalu, ia berhasil mendapatkan dua gelar juara dari Indonesia Master Super 500 dan China Open Super 1000.

Hasil di China Open yang bertarap super 1000 itulah yang membuat harapan fans olahraga badminton Indonesia menjadi besar kepadanya. Apalagi, perjalanannya menjadi juara diraih dengan susah payah, sebab harus menyingkirkan sejumlah pemain top dunia. Puncaknya, di final Ia mengalahkan pemain rangking satu dunia: Kento Momota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun