Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menempatkan Diri Secara Tepat dalam Pergaulan

20 Maret 2020   04:22 Diperbarui: 20 Maret 2020   05:35 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI : https://david-pranata.com/cara-bercerita-yang-membuat-orang-mendengar/

Perlu Penyesuaian diri
Sebagai orang yang bebas dan terlahir di negara yang merdeka serta tidak menganut paham kasta, tentu saja kita bebas bergaul dengan siapa saja yang berkenan di hati. Karena pada dasarnya, semua orang itu, apakah miskin,kaya, orang biasa ataupun pejabat,adalah selevel dengan diri kita.

Tidak ada keharusan bahwa orang harus bergaul dengan orang-orang seusianya, sehingga sama sekali tidak ada halangan jika yang sudah berusia lanjut bergaul dengan kalangan muda usia, maupun sebaliknya. Begitu juga tidak ada halangan seorang wanita bergaul dengan teman teman pria lainnya. 

Biasa kalau kita bergaul sesama kita harus tahu dimana tempat dan keadaan yang tepat untuk berbicara. Kalau bergaul dengan generasi muda, kita harus pahami bahwa anak zaman now tidak bisa menerima segala nasihat yang dulu biasa kita dengarkan dari orang yang lebih tua dari kita.

Anak anak zaman now merasa mereka lebih tahu dari kita yang sudah lebih tua, bahkan mereka mungkin merasa lebih pintar. Sehingga mereka tidak suka dinasihati macam-macam .Maka cara yang terbaik baik kita bila bergaul dengan kalangan muda adalah menjadi pendengar yang baik dan baru memberikan pandangan kita, bilamana diminta.

Menyesuaikan topik pembicaraan
Dalam berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat, ada hal-hal yang perlu dipahami  secara mendasar, agar jangan sampai niat baik kita untuk menceritakan pengalaman kita, malahan dapat melukai hati yang mendengarkan.

Misalnya, kalau kita bergaul dengan orang yang kebetulan mereka sedang dalam keadan yang berkekurangan, janganlah kita berbicara tentang perjalanan kita keluar negeri atau menceritakan betapa enaknya menginap di suatu hotel yang bertarif Rp 1.000.000 per malam, karena tanpa sadar, kita akan memancing rasa antipati dari lawan bicara kita, karena kondisi mereka tidak memungkinkan untuk mewujudkannya.

Kalu kita sedang berbicara dengan orang yang menceritakan kepergian mereka ke luar negeri, misalnya ke Singapura, ke Thailand, dan seterusnya, biarkanalah mereka bercerita. Karena kita tidak akan rugi apapun, membiarkan orang merasa dirinya lebih dibandingkan dengan kita. 

Akan tetapi bila ditanyai tentang pengalaman travelling kita, maka kita juga boleh berbicara tentang, misalnya perjalanan kita ke Italy, di mana kita mengelilingi Italy mulai dari utara sampai Italy Selatan, hingga ke pulau Sesilia. Untuk mengimbangi kita tidak perlu takut akan dikatakan sok, karena dia mulai menceritakan keadaannya kita iringi saja supaya seimbang.

Demikian juga kalau kita berbicara dengan seorang pejabat tidak perlu kita merunduk runduk, kita wajar-wajar saja, karena pejabat tersebut seperti kita juga. Semua orang kita hargai secara wajar dan tidak perlu sampai berlebih lebihan.

Bercanda Juga Ada "Aturan Mainnya"
Begitu juga dengan bercanda, kita bisa bercanda dengan siapa saja asal kita tahu keadaan teman bercanda. Kalau dia lagi senang kita bisa bercanda dengan gembira, kalau dia lagi ada masalah kita harus hati-hati bercanda karena kuatir dia tersinggung.

Tapi bila lawan bicara kita mulai memancing-mancing dengan mengalikan pembicaraan menjadi humor yang tidak sedap, apalagi sampai humor yang melecehkan orang lain. maka jalan terbaik adalah kita berdiam diri. Sehingga tanpa perlu ditegur, lawan bicara kita sadar bahwa kita tidak suka akan canda yang demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun