Mohon tunggu...
Antonius Eko Harsiyanto
Antonius Eko Harsiyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - suka nonton dan dengar musik

Orang biasa yang hobi denger musik dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

West Ham: dari Bilic sampai Pembunuh Raksasa

16 Mei 2016   15:14 Diperbarui: 16 Mei 2016   20:27 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.chroniclelive.co.uk

Liga Premier 2015-16 menjadi musim yang paling menarik. Tak ada yang menduga kalau Leicester bisa jadi juara. Di awal musim, beberapa bandar taruhan beken seperti, William Hill, Betwin dan Sbobet memprediksi Chelsea bakal menjadi juara di musim ini, disusul Manchester City dan Arsenal. Semuanya prediksi itu dijungkirbalikan oleh pelatih Claudio Ranieri yang membuat Leicester jadi tim luar biasa setelah hanya ada di peringkat 14 di musim 2014-15. Selamat buat Leicester dan semua pendukungnya.

Tapi saya tak bicara soal Leicester. Saya pendukung West Ham dan di musim ini The Hammers juga tak kalah dahsyat. Prestasi bagus di musim ini berawal dari keputusan manajemen untuk memecat manajer Sam Allardyce  dan menggantinya dengan Slaven Bilic. Pemilihan Bilic didasarkan pada niat klub untuk menunjukkan penampilan yang lebih menarik, seperti saat Bilic membawa timnas Kroasia sampai perempat final Piala Eropa 2008.

Di awal musim West Ham juga membenahi susunan skuadnya dengan mendatangkan beberapa pemain, salah satu yang terpenting adalah gelandang Prancis Dmitri Payet yang dibeli dari Marseille. Payet menjadi pemain tersubur di klubnya dengan mencetak 12 gol di semua kompentisi.

Kombinasi Bilic, Payet ditambah pemain-pemain lama seperti Andy Carroll, Winston Reid, dan kapten Mark Noble membuat West Ham tampil kinclong. Klub ini jadi pembicaraan karena tak pernah kalah dari klub-klub besar seperti Manchester United, Manchester City, Arsenal, Chelsea dan Liverpool.  The Hammers pun digelari pembunuh raksasa di musim ini.

Bertandang ke markas tim-tim papan atas Liga Inggris biasanya menghadirkan kekhawatiran tersendiri bagi tim-tim yang kualitasnya di bawah mereka. Namun anggapan itu sepertinya tidak berlaku bagi West Ham.

Tidak percaya? Kita lihat data statistiknya. Peringkat dua musim lalu, Arsenal adalah korban pertama West Ham. Pasukan Arsene Wenger kalah 0-2 di Emirates Stadium, pada laga pembuka musim ini. Sementara saat West Ham jadi tuan rumah, kedua klub bermain imbang 3-3.

Klub Liverpool bahkan kalah di dua pertemuan. Saat tandang ke Anfield, West Ham menang 3-0. Sementara di laga kedua, pada 2 Januari 2016, The Hammers menang 2-0.

Chelsea juga harus mengakui kehebatan strategi yang diterapkan Bilic. Di pekan ke 10 saat Chelsea bertandang ke Upton Park, mereka kalah 2-1. Sedang di pertemuan kedua, Chelsea hanya bisa bermain imbang 2-2.

Manchester City juga tak bisa meraih poun penuh setiap ketemu West Ham di musim ini. Pada perjumpaan pertama, City harus kalah di depan pendukungnya sendiri dengan skor 1-2.  Sementara saat West Ham menjadi tuan rumah di pekan ke-23 pada 23 Januari lalu, City hanya membawa pulang satu poin setelah bermain imbang 2-2.

Terakhir adalah Manchester United. Louis van Gaal dan anak buahnya ditahan imbang 0-0 di Old Traford. Sementara pertemuan kedua pada 11 Mei lalu, West Ham menang dramatis 3-2 atas Setan Merah.

Kemenangan ini sekaligus mengakhiri perjalan West Ham selama se-abad di stadion Boleyn Ground. Setelah 112 tahun bermarkas di Boyeln Ground, West Ham akan pindah ke Olympic Stadium mulai musim depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun