Mohon tunggu...
Antonius Eko Harsiyanto
Antonius Eko Harsiyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - suka nonton dan dengar musik

Orang biasa yang hobi denger musik dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tas Ungu Intan

15 November 2016   12:14 Diperbarui: 15 November 2016   12:42 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Intan Olivia karya Toni Malakian (Facebook/Toni Malakian)

Tas sekolah berwarna ungu itu kini hanya teronggok di sudut kamar. Tas itu tak jadi dibawa ke sekolah oleh pemiliknya Intan Olivia Marbun. Bisa dibayangkan betapa senangnya Intan saat dibelikan tas oleh orangtuanya. Senyumnya sangat manis saat difoto  sambil menggendong tas yang mungkin bergambar tokoh kartun lucu itu.

Saya jadi ingat anak perempuan saya yang sekarang sekolah di Taman Kanak Kanak. dia senang sekali dengan tas sekolah bergambar My Little Pony. Setiap hari tas itu dibawa kemana-mana dan dipamerkan ke seluruh keluarga. Dia pun tertawa senang saat difoto bersama tas kesayangannya itu.

Kalau Intan masih ada, pasti dia tidak sabar segera masuk sekolah dengan tas barunya. Pagi-pagi sudah dibangunkan oleh ibunya untuk mandi dan bersiap berangkat sekolah. . Meski masih mengantuk dan mungkin agak rewel, tapi anak itu sudah tak sabar karena akan mendapat pengalaman baru.

Perasaan itu yang juga dialami anak saya, setahun yang lalu, saat pertama kali masuk kelompok bermain. Kami berangkat pagi-pagi, tas sekolah tak pernah lepas dari punggungnya. Semangat sekali dia pagi itu. Meski kemudian saat sampai di sekolah semangatnya mengkerut karena harus beradaptasi dengan lingkungan dan teman-teman barunya. Dia terus memegang tangan mamanya dan minta ditemani di dalam kelas. Namun itu hanya berlangsung sekitar dua minggu.

Ada perasaan haru dan bangga saat melihat anak perempuan saya berani masuk kelas sendiri dan tidak perlu ditunggui. Namun orangtua Intan tak bisa merasakan itu, yang ada hanyalah kesedihan karena kehilangan gadis kecilnya akibat perbuatan orang dewasa yang tidak bertanggung jawab.

Saya menangis saat membaca berita meninggalnya Intan. Dia tak bisa melihat sekolahnya yang baru, tak bisa bermain lagi dengan teman-temannya. Tak bisa lagi mengejar cita-citanya. Maafkan kami para orang dewasa yang tak bisa melindungimu Intan.

Namun saya yakin kini Intan sedang bermain dan belajar dengan Guru yang jauh lebih baik, lebih sayang dan lebih melindungi dibanding guru manapun. Dia tak hanya bisa berlari bersama teman-teman barunya.  Tas ungu itu kini telah berubah menjadi sayap mungil yang membawa Intan  bisa terbang kemana saja dia suka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun