Mohon tunggu...
Risti Nela
Risti Nela Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Metode Dunia Penyiaran

28 Juli 2017   15:51 Diperbarui: 28 Juli 2017   15:56 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pendahuluan

Dunia penyiaran di Indonesia berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi serta  dinamika  masyarakat. Untuk memberikan keseimbangan dalam memperoleh  informasi,  pendidikan,  kebudayaan,  dan  hiburan yang sehat pada masayarakat, diperlukan lembaga penyiaran publik yang bersifat independen, netral, tidak komersial, yang tidak semata-mata memproduksi acara siaran sesuai tuntutan liberalisasi dan selera pasar, serta bukan pula sebagai corong pemerintah, melainkan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Hingga dewasa ini radio masih mampu bertahan menjadi sarana komunikasi yang populer meskipun banyak berbagai sarana informasi dan komunikasi yang lebih mutakhir, seperti televisi, internet dan sebagainya. Media dengan semacam ini dipandang mampu memberikan informasi kepada masyarakat secara cepat, murah, dan luas jangkauannya. 

Bagi pemerintah umumnya di negara-negara berkembang, sebenarnya radio masih dianggap  sebagai  media komunikasi yang vital. Kenapa dikatakan demikian, sebab radio masih  dipandang mampu menyebarkan informasi pembangunan kepada masyarakat yang luasannya menjangkau sampai ke kalangan masyarakat pinggiran kota dan pelosok desa. Secara cepat, murah dan luas jangkauannya, dibanding dengan televisi dan surat kabar, hambatan teknis radio relatif kurang berarti. Khalayak pendengar radio tidak terlalu dituntut untuk mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Di indonesia sendiri sampai saat ini masih menempatkan radio sebagai media komunikasi bagi informasi pembangunan bahkan sampai di wilayah pedesaan. 

Radio diakui mampu menciptakan sense of personal acces yaitu suatu bentuk partisipasi pendengar yang hidup dimana pendengar dapat terlibat dalam siaran. Hanya saja, partisipasi publik masih sebatas pada pelaksanaan program yang telah dirancang oleh penyelenggara program siaran. Belum ada upaya untuk meningkatkan kemampuan kritis RRI merupakan radio yang mempunyai jaringan siaran terbesar yaitu 60 stasiun dengan 191 programa di Indonesia dan berdasarkan penelitian yang diselenggarakan Universitas Indonesia pada tahun 2003 RRI menjangkau 83% penduduk Indonesia. Kelompok Pemerhati RRI Sebagai bentuk partisipasi publik, masyarakat membentuk kelompok pemerhati RRI yang merupakan pendengar dari masyarakat umum, LSM, petani, nelayan, anggota DPR/ DPRD, pemda, perusahaan swasta. 

Pemerhati ini terdapat di masing-masing stasiun RRI yang jumlahnya mencapai ratusan bahkan ribuan orang yang secara rutin aktif memberikan masukan, mengevaluasi program dan ikut mengisi program siaran. Pada sebagian stasiun RRI kelompok pemerhati ini juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk teknologi tepat guna, kerajinan, pengolahan bahan makanan yang hasilnya dipromosikan melalui RRI. Banyak harapan untuk RRI bahwa sebagai radio publik RRI harus dapat menampung aspirasi publik.. Pada tataran tingkat pendengar yang berbeda, mengakibatkan pandangan yang muncul pun berbeda pula, masyarakat terutama yang aktif mendengarkan sekarang sudah cukup pintar dengan menerima segala informasi yang ada terutama dalam siaran radio. Sebagai radio publik yang berorientasi pada kepentingan publik, maka RRI harus benar-benar menjaga citranya dimata pendengar.

PEMBAHASAN

Dalam bagian ini penulis akan melakukan pembahasan tentang efektivitas program siaran opini publik Selamat Pagi Kaltim Programa 1 RRI Samarinda. Adapun pembahasan secara rinci mengenai hal tersebut diuraikan sebagai berikut ini :

Agenda Setting Materi Siaran. Berdasarkan hasil penelitian, proses agenda setting dalam penyusunan materi topik opini publik Selamat Pagi Kaltim sudah cukup efektif membentuk opini dalam masyarakat khususnya pendengar. Hal ini terlihat dari bagaimana tim redaksi menentukan topik pada saat rapat agenda setting, dimana isu-isu terkini yang sedang faktual dan memiliki dampak besarlah yang kemudian diangkat. Penetuan topik ini pula berdasarkan refrensi-refrensi dari reporter dan struktural sendiri, yang dapat dikatakan mewakili isu-isu yang ada di masyarakat atau khalayak pendengar.

Penyampaian Pesan dalam Proses Siaran Dari hasil penelitian, penyiar atau presenter adalah salah satu faktor penentu efektif atau tidaknya program siaran Selamat Pagi Kaltim. Hal ini dikarenkan presenter adalah daya tarik, bila topik yang diangkat telah menarik namun dibawakan oleh presenter dengan tidak menarik, maka program siaran itu pun menjadi tidak efektif.  Dalam program siaran Selamat Pagi Kaltim, presenter sudah cukup efektif menggiring opini pendengar. 

Hal ini terlihat dari rata-rata penelepon yang pernah masuk dan bagaimana presenter harus memanajemen waktu siaran dengan jumlah penelepon yang masuk.  Namun sayangnya data-data penelepon yang masuk ini belum terdata secara baik. Presenter hanya menggunakan catatan-catatan personal dalam mendata. Selain itu, nomer-nomer penelepon yang masuk juga tidak dapat terekam, sehingga ketika ada penyampaian yang salah dari penelepon, presenter hanya bisa langsung menghentikan telepon tanpa bisa melihat kembali nomer si penelepon.

Respon dari Pendengar Dari hasil penelitian, respon yang diberikat pendengar terhadap program siaran Selamat Pagi Kaltim sudah efektif. Hal ini terlihat dari bagaimana opiniopini yang telah masuk selama ini. Selain memberikan pendapat, pendengar juga dapat memberikan masukan atau pun solusi terkait topik yang diangkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun