Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pengolahan Air Sederhana dengan Saringan Keramik, Hasil Riset dan Penelitian (2)

14 Desember 2009   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan saringan keramik sebagai pengolahan setempat pada tingkat rumah tangga telah banyak dipelajari dan diteliti. Clasen et al (2004) mengindikasikan bahwa setelah saringan keramik  diperkenalkan, resiko penyakit diare perorangan dalam intervensi rumah tangga di Bolivia adalah 70% lebih rendah. Untuk anak-anak di bawah umur lima tahun, pengurangan resiko terkena penyakit adalah sampai 83%. Hasil ini menunjukkan bahwa saringan keramik ada dalam jangkauan kemampuan rata-rata masyarakat berpenghasilan rendah dan dapat mengolah dan menjaga kualitas mikrobiologis dari air minum mereka.

Program "Engineering for Developing Communities" (EDC) dari Universitas Kolorado di Amerika Serikat melaksanakan sejumlah riset dalam penggunaan Filtron, saringan keramik yang dikembangkan Potter for Peace (PfP) di Amerika Latin dan beberapa negara berkembang lainnya. Engineers Without Borders (EWB) dan PfP secara bersama-sama menyiapkan studi kelayakan atas Filtron yang dikembangkan di Belize, Amerika Latin (Fahlin dan Valdez, 2002). Proses yang diusulkan adalah saringan pasir lambat terpusat yang dikombinasikan dengan Filtron di setiap rumah. Peneliti lain, Danielle Lantagne dari MIT (Alethia Environmental, 2001) meneliti efektivitas intrinsik saringan keramik dengan perak koloid yang dibuat PfP. Dia juga mengetes kinerja saringan PfP pada kondisi lapangan dan membandingkan kinerja saringan dengan metoda penyaringan lain yang umum digunakan. Sederet kesimpulan dan rekomendasi dibuat, diantaranya yang penting adalah:

(i) pembersihan saringan dengan sikat akan meningkatkan kapasitas penyaringan;

(ii) E. coli hilang pada beberapa saringan tanpa aplikasi perak koloid karena ukuran porositasnya cukup kecil untuk bisa menyaring E. coli, meskipun perak koloid tetap diperlukan untuk menghilangkan bakteri secara tuntas;

(iii) saringan yang sudah digunakan selama 7 tahun perlu dicek apakah masih bisa menyaring bakteri coli secara 100%. Ini menunjukkan bahwa umur perak koloid sebenarnya tidak terbatas. Disimpulkan bahwa saringan PfP dapat secara efektif menghilangkan bakteri dan bakteri indikator untuk organisme penyebab penyakit.

Dari pengalaman di Nikaragua, Lantagne mempresentasikan makalah tentang efektifitas intrinsik saringan dan kinerja lapangan dalam konferensi di Istanbul. Dia melaporkan penelitian di rumah-rumah yang mengindikasikan perlunya komponen penyuluhan termasuk penyimpanan yang aman, prosedur pembersihan, dan kunjungan tindak lanjut untuk menjamin bahwas efektifitas saringan ini sesuai di lapangan.

Para peneliti lainnya yang tertarik dengan efektivitas penyaringan dan efisiensi penghilangan mikro organisme bakteri pathogen antara lain adalah Chris Fahlin dari Universitas Kolorado, Clair Mattelet dari MIT (2006), Doris van Halem dari Delft University of Technology, Negeri Belanda (2006) dan Joseph Brown dari University of North Carolina at Chapel Hill (2007). Penggunaan perak pada saringan keramik diteliti oleh Robert Niven (McGill University, 2005).

[caption id="" align="alignright" width="300" caption="Doris van Halem sewaktu ditemui penulis di Laboratorium Delft (foto oleh Penulis)"][/caption]

Mattelet menggunakan tiga metoda murah yang sederhana untuk mengevaluasi saringan keramik di Ghana, dalam tesisnya untuk mendapatkan gelar MSc di MIT. Saringan dievaluasi kinerjanya pada kecepatan aliran dan penghilangan koliform. Kecepatan aliran menurun karena menumpuknya partikel dan penurunan tekanan air sejalan dengan waktu. Efisiensi penurunan koliform adalah 62.9% sampai 92%. Doris van Halem mengevaluasi kinerja saringan keramik yang diproduksi di Kamboja dan Ghana.

Brown menyelidiki efektifitas saringan keramik di Kamboja sebagai disertasinya untuk gelar PhD. Hasil penelitian dia menunjukkan bahwa saringan mengurangi indikator mikroba dalam air minum dan berkontribusi terhadap penurunan penyakit diare pada penggunanya. Hasil temuannya yang penting adalah: (i) saringan mereduksi E. coli sampai 99.9999%, dengan reduksi rata rata kira-kira 99% baik di laboratorium maupun pada percobaan di lapangan; (ii) saringan mereduksi MS2, suatu virus dengan rata-rata reduksi sebesar 90-99% pada percobaan laboratorium; (iii) penggunaan saringan mereduksi penyakit diare sekitar 40% pada pengguna dibandingkan dengan bukan pengguna; (iv) saringan bekerja secara efektif dalam jangka waktu yang lama, sampai 44 bulan dalam pemakaian lapangan; (v) jumlah pengguna saringan berkurang karena pecahnya saringan, sedangkan penggantinya tidak tersedia; dan (vi) saringan keramik di lapangan rentan terhadap kontaminasi ulang karena tidak dipelihara dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun