Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bagaimana Cara Mandi yang Hemat Air?

28 November 2009   15:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:09 2136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan yang tampaknya sangat sederhana, tapi sudah tahukah anda jawabannya?   Jangan tanyakan kepada rumput yang bergoyang, tapi marilah kita sedikit berhitung-hitung secara sederhana.

Dalam kamar mandi orang Indonesia saya bisa memastikan adanya bak mandi yang digunakan sebagai tempat menyimpan air untuk mandi. Berapa jumlah air yang digunakan untuk mandi dengan menggunakan bak mandi? Kalau rata-rata orang menghabiskan air tiga-empat gayung untuk membasahi badan, kemudian enam sampai delapan gayung untuk membilas badan setelah bersabun, maka kita sudah menghabiskan 12 gayung, atau sekitar 12 liter air, itu belum termasuk kalau cuci rambut atau keramas.

Lalu kita bandingkan kalau mandi dengan menggunakan pancuran (shower).  Untuk mandi selama setengah menit, rata-rata kita menghabiskan air sebanyak 5-7 liter, ini termasuk kalau cuci rambut. Mandi dengan shower tidak mungkin lebih lama dari satu menit kecuali kalau kita memang mau berlama-lama, itu lain lagi masalahnya. Mandi dengan shower juga lebih praktis, karena semua bagian badan kita terkena kucuran air, lain kalau pakai gayung, tidak semua badan terkena air, terutama bagian belakang, kecuali kalau kita menggunakan air lebih banyak lagi. Dengan shower juga kita bisa memasang alat pemanas, sehingga kita bisa menggunakan air hangat hangat kuku, betapa segarnya...!

Kenapa perbedaan yang tampaknya tidak seberapa itu menjadi masalah? Air merupakan unsur alam yang jumlahnya tetap. Artinya air di muka bumi jumlahnya tidak berubah dari dulu sampai sekarang, hanya saja air bersirkulasi dalam suatu siklus alam yang amat besar dan rumit, yang dikenal dengan siklus hidrologi.

Secara sederhana, air yang keluar dari mata air di pegunungan dan tempat tinggi mengalir menjadi sungai menuju laut. Karena penguapan, air naik ke atas permukaan laut dan menjadi awan yang turun kembali ke bumi sebagai hujan. Air yang berasal dari tanah, baik berupa mata air dan air tanah umumnya sudah cukup bersih karena sudah dibersihkan oleh proses alam. Dengan adanya kegiatan manusia di muka bumi, maka air menjadi tercemar dan tidak lagi layak untuk dimanfaatkan secara langsung oleh manusia tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Makin banyak dan beragam kegiatan manusia, makin banyak air yang tercemar, dan makin sulit air bersih didapatkan.

Manusia membutuhkan air lebih dari hal-hal lainnya, tanpa makanan manusia bisa tahan seminggu atau lebih, tanpa listrik manusia masih bisa beraktifitas, meskipun terbatas. Akan tetapi tanpa air manusia hanya bisa bertahan beberapa hari saja. Karena tubuh ini terdiri dari 70% cairan, maka air merupakan kebutuhan mutlak manusia.

Masalahnya sekarang, air yang sudah tercemar sulit sekali untuk dibersihkan, kalaupun bisa, memerlukan biaya yang cukup mahal untuk membersihkannya. Tingkat pembersihan air maupun teknologi yang digunakannya tergantung dari derajat pencemaran itu sendiri. Semakin tinggi tingkat pencemaran, semakin rumit teknologi yang digunakan dan akan semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan.

Sekarang bisa dibayangkan, apabila kita bisa menghemat air untuk mandi setengahnya saja, maka kita sudah akan bisa menghemat sampai 50% dari pengeluaran kita untuk membayar air, selain itu, dan ini yang lebih penting, anda tidak membuang air bersih dengan percuma. Ada yang protes, bagaimana kalau lagi mandi tiba-tiba airnya mati, kan repot, badan penuh sabun.

Nah, untuk jalan keluarnya saya anjurkan agar anda tetap menyimpan air dalam ember besar, tapi hanya untuk cadangan saja. Saya juga mempunyai saran agar kita menyimpan cadangan air kita di bak yang kita letakkan di tempat paling tinggi, kemudian dialirkan ke kamar mandi dan gunakan shower untuk mandi. Selain lebih hemat, kita tidak terganggu apabila aliran dari PAM atau pompa terganggu. Selain itu, bak tempat menyimpan air cadangan itu bisa kita gunakan untuk menurunkan kadar besi dan mangan dengan cara aerasi sederhana (lihat postingan saya sebelumnya:  http://teknologi.kompasiana.com/2009/11/22/cara-sederhana-menghilangkan-besi-dari-air/).

Sebenarnya mandi dengan menggunakan shower bukan dominasi orang kota saja, tapi saudara-saudara kita di desa sudah melakukannya dengan pancuran yang ada di kebun atau di tepi sawah.  Jadi kita tidak usah malu meniru kearifan saudara-saudara kita di desa. Hemat air bersih merupakan kearifan lokal yang mempunyai dampak global.

Selamat mencoba.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun