Mohon tunggu...
Money

Mimpi Bank Mandiri Raih Aset Rp 1000 Triliun, Sudahkah Terwujud?

26 Januari 2017   12:58 Diperbarui: 17 Februari 2017   01:55 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia perbankan menjadi salah satu sektor yang menunjang pendapatan negara. Untuk mencapai itu, semua bank BUMN berlomba menjadi bank yang sehat, baik itu dari segi pendapatan pertahunnnya berupa profit dan aset, berbagai produk andalan yang ramah nasabah, sampai iklim perusahaan termasuk kesejahteraan karyawannya, dan program CSR yang tepat sasaran.

Selain itu, mereka juga memasang target jangka pendek dan panjang demi menjadi yang terbaik. Bank Mandiri (BMRI) menjadi salah satu yang mengarah ke sana. Pada 2015 lalu, dengan penuh keyakinan, bank yang berdiri pada 1998 lalu berambisi meraih aset Rp 1000 Triliun.

Mengapa Bank Mandiri  begitu ambisius?

Saya kira apa yang ditargetkan bank yang kini berada di bawah pimpin Kartika Wirjoatmodjo bukan sesuatu yang salah apalagi terlalu mengawang-ngawang. Tapi sebuah kepercayaan diri yang mereka miliki berdasarkan kinerja selama satu dekade terakhir yang bisa dibilang gemilang.

Hal ini bisa dilihat dari kemunculannya sebagai bayi yang lahir di tengah huru-hara negara Indonesia dan kondisi perekonomian yang berada di titik paling rendah, 1998 silam. Pada tahun itu, Bank Mandiri tak hanya menjadi bank baru yang dimerger empat bank sebelumnya, tapi juga menjadi saksi dunia perbankan Indonesia yang tengah berjuang keluar dari krisis moneter. Kini, anak kecil itu tumbuh dewasa dengan berbagai deretan pencapaian yang melonjak tajam, bahkan menjadi tolok ukur bank idaman bagi bank lain di Indonesia, terutama bank-bank BUMN sebagai bank yang sehat.

Prestasi itu tak lepas dari kemampuannya menghadapi rintangan dunia perbankan nasional maupun Amerika. Sebut saja ketika 2008 dunia dihadapkan pada krisis keuangan global yang berpusat di Amerika membuat Indonesia juga kena imbasnya, salah satunya kasus Bank Century yang mengalami kesulitan likuiditas sehingga merugikan negara lebih dari Rp 7 Triliun. Melihat kondisi tak sehat seperti itu, Bank Mandiri mengambil keputusan untuk berhati-hati dan selektif dalam memberikan kucuran kredit pada nasabahnya, terutama di sektor-sektor besar seperti perkebunan kelapa sawit.

Masa-masa sulit itu pun dilalui dengan bijak, sehingga Bank Mandiri mampu bertahan dan makin berkembang, setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir (2005-2015) yang tumbuh pesat, seperti dikutip merdeka.com, Direktur Bank Mandiri menuturkan, kapitalisasi pasar Bank Mandiri pada 2005 hanya sebesar Rp 33 triliun.

Nilai ini melonjak menjadi Rp 251 triliun pada 2015. Sebagai pemegang saham mayoritas, pemerintah ikut menikmati buah manis dari hasil kerja keras Bank Mandiri. Pemerintah memiliki 60 persen saham Bank Mandiri atau senilai Rp 140 triliun. Nilai ini melonjak drastis dibanding 10 tahun lalu yang hanya Rp 16 triliun.

Bisa dilihat, transformasi Bank Mandiri dalam bertahan di dunia perbankan merupakan sebuah perjalan panjang yang tak mudah sehingga makin menumbuhkan keinginan bisa meraih nilai aset mencapai Rp 1000 triliun tahun ini dan menjadi bank terbaik di Asia pada 2020. Sebuah perjalanan dan mimpi yang tak berlebihan.

Sudahkah Bank Mandiri mencapainya?

Hari ini sebuah sejarah baru dalam Perbankan RI telah diukir. Bank Mandiri berhasil  mencetak nilai angka fantastis untuk aset kepemilikannya, yakni sebesar Rp 1000 triliun per 31 Desember 2016. Aset yang begitu besar ini diperoleh Bank Mandiri dari kinerja perusahaan sepanjang tahun, salah satunya dari sektor kredit yang terus tumbuh, khususnya kredit infrastuktur dan korporasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun