Mohon tunggu...
Rifki Feriandi
Rifki Feriandi Mohon Tunggu... Open minded, easy going,

telat daki.... telat jalan-jalan.... tapi enjoy the life sajah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gerakan Pendidikan Semesta dari Taman Kota? Bisa!!!

29 Mei 2016   20:55 Diperbarui: 29 Mei 2016   22:20 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: belajar.kemdikbud.go.id

Belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja

Kata-kata itu terpampang di banner portal Rumah Belajar Kemendikbud. Ya betul. Di mana saja. Kapan saja. Dan dengan siapa saja.

Belajar sebagai sebuah proses pendidikan umumnya ditekankan kepada tiga unsur: anak, sekolah dan pemerintah. Sebuah cara pikir yang terlalu mainstream cenderung stagnan. Betul apa yang ditekankan oleh Mendikbud bahwa dunia pendidikan menjadi milik dan tanggung jawab bersama. Itulah esensi dari kata semesta yang menurut KBBI berarti seluruh; segenap; semuanya. Jadi semua hal dilingkungan kita itu menjadi unsur yang bertanggung jawab akan pendidikan. Namun, bagaimanakah agar semesta itu bisa mendukung pendidikan. Konsep seperti apakah yang bisa mendukung ide ini?

Pendidikan itu menyenangkan

Dalam sebuah kesempatan, Pak Anies Baswedan pernah berkata bahwa sekolah itu harus bisa menyenangkan siswa. Menyenangkan atau fun biasanya bisa dilihat dari aktivitas di taman, bukan. Jadi, apakah konsep pendidikan menyenangkan itu adalah mendekati pendidikan di sekolah sebagai sebuah sekolah taman? Wah, usul yang terus terang sangat menarik dan perlu dipertimbangkan Kementrian Pendidikan. Alangkah indahnya konsep itu jika dilengkapi juga dengan konsep terbaliknya: menjadikan taman sebagai tempat pendidikan.

Terpesona di kala pandangan pertama: Taman Kota

Suatu saat, kami – penulis dan Ade, si bungsu – mampir ke Taman Kota BSD.

Taman Kota 1 BSD | Foto: riadava.blogspot.com
Taman Kota 1 BSD | Foto: riadava.blogspot.com
Taman Kota yang sering disebut sebagai hutan kota itu rimbun dengan pepohonan. Taman Kota ini dilengkapi dengan jalan setapak sebagai jogging track. Trek lari ini sepertinya disukai masyarakat, terlihat dengan banyaknya pelari yang memanfaatkannya. Di pintu masuk, pengunjung disambut oleh lapangan bersemen dengan podium di depannya. Pada hari Minggu, lapangan ini ramai dipakai untuk aktivitas senam dan adakalanya boxing setelahnya. Sementara itu di sayap kiri, pengunjung akan menemukan play ground dengan fasilitas standar, serodotan, jungkat-jungkit, ayunan dan panjatan. Namun jika berbelok ke sayap kanan, akan dijumpai beberapa fasilitas olah raga dengan warna menonjol, beberapa palang besi dengan berbagai rangkaian dan juga beberapa kotak-kotak atau segitiga kayu. Sayap kanan ini yang sepertinya menjadi area favorit terlihat dengan berbagai lapisan usia masyarakat memanfaatkan fasilitas-fasiliats tersebut.

Taman Kota itu membuat penulis terpesona pada pandangan pertama. Selain segar dengan fasilitas cukup lengkap, ternyata Taman Kota itu penuh dengan kebahagiaan dan wajah pengunjung yang cerah tersenyum.

Agen perekat dan pendidikan keluarga

Si Ade gagal lompat rintangan | Foto: RifkI Feriandi
Si Ade gagal lompat rintangan | Foto: RifkI Feriandi
Di area yang ramai di sayap kanan, si Ade tertarik dengan tiga rintangan segitiga kayu yang berbaris. Ketiganya berdiri di tanah yang sedikit lembab. Penulis lalu berseru agar dia melompati kayu-kayu itu. Dia lalu semangat, mengambil jarak untuk bersiap, lalu berlari dan melompat. Beberapa kali dia coba, tapi tetap tidak bisa. Lalu penulis dekati sekaligus memberitahu caranya melompati kayu-kayu itu. Cukup satu kali saja pemberitahuan, dia lalu lancar melompati ketiga rintangan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun