Mohon tunggu...
Richard Nata
Richard Nata Mohon Tunggu... -

My eBook on Amazon KDP. How to Create A Great Article for SEO in Three Hours. https://www.amazon.com/author/richardnata Saya adalah penulis "Buku Pintar Mencari Kerja" yang terbit tahun 1997 dan dicetak ulang sebanyak 8 kali. Best Seller. Lewat buku tersebut penulis berhasil menolong puluhan ribu orang mendapatkan kerja. Mereka juga sukses dalam membina karir dan sukses dalam pindah kerja. Saat ini saya menulis ulang "Buku Pintar Mencari Kerja" dan mengganti judulnya menjadi "BUKU PINTAR DAPAT KERJA GAJI TINGGI PINDAH KERJA GAJI SEMAKIN TINGGI"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rakyat Indonesia (tidak) Bodoh?

15 November 2016   17:13 Diperbarui: 17 November 2016   00:18 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: http://www.beritateratas.com

Indonesia dikatakan pernah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun dan oleh Jepang selama 3,5 tahun. Sebenarnya pendapat ini salah, karena saat itu nama Indonesia belum ada. He...7x

Jadi yang benar adalah kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan pulau-pulau lainnya yang dijajah oleh Belanda dan Jepang. Betul apa benar? :)

Pertanyaannya sekarang adalah kok bisa sih Belanda yang kecil menjajah kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan pulau-pulau lainnya, yang sekarang menjadi negara Indonesia? Jawabannya adalah Belanda memakai politik Devide et Impera.

Politik Devide et Impera alias politik pecah belah atau politik adu domba adalah kombinasi strategi politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukan.

Saat itu raja-raja dan rakyat dari kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan pulau-pulau lainnya, masih bodoh. Sehingga mereka gampang sekali diprovokasi dan diadu domba. Ketika raja-raja dan rakyat dari kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan pulau-pulau lainnya, saling berperang satu dengan yang lainnya maka Belanda lah yang mendapatkan banyak keuntungan. Sehingga daerah kekuasaan Belanda semakin lama semakin bertambah besar.

Dengan politik Devide et Impera maka raja yang satu bukan hanya berperang dengan raja-raja lainnya tetapi juga raja mencurigai bawahannya sendiri, bahkan keluarganya sendiri, takut dikudeta. Hal ini menyebabkan tenaga dan pikiran raja habis terkuras karena ketakutan sendiri alias paranoid. Akibatnya adalah kekuatan dari kerajaan semakin lama semakin lemah. Sebaliknya kekuatan dari Belanda semakin lama semakin kuat mencengkeram kerajaan demi kerajaan di bumi Nusantara tercinta ini.

Salah satu cara ampuh dalam melakukan politik Devide et Impera adalah MENEBARKAN KEBENCIAN. Sehingga satu dengan yang lainnya saling membenci. SEDANGKAN STRATEGI AMPUH DI DALAM MENEBARKAN KEBENCIAN ADALAH MEMAKAI ISU SARA (SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTAR GOLONGAN).

DAN ISU YANG PALING BERBAHAYA ADALAH ISU AGAMA. Sebab menurut Karl Marx, agama adalah candumasyarakat, karena agama, masyarakat menjadi tidak maju dan bersikap rasional. Saat masyarakat sudah tidak BISA berpikir secara rasional maka mereka mudah diadu domba dan dihasut untuk membuat kerusuhan, bahkan gampang dihasut untuk berperang..

Syukurlah rakyat (pemuda) dari kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan pulau-pulau lainnya, TIDAK MAU TERUS-TERUSAN MENJADI BODOH SEHINGGA GAMPANG DIADU DOMBA. MEREKA BERSATU DENGAN SUMPAH PEMUDA PADA 28 OKTOBER 1928.

Dengan adanya SUMPAH PEMUDA maka rakyat dari kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali dan pulau-pulau lainnya, tidak mau diadu domba lagi. Persamaan nasib membuat mereka menjadi kuat dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda dan Jepang.

BERSATU KITA TEGUH, BERCERAI KITA RUNTUH.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun