Mohon tunggu...
Rasyid Musdin
Rasyid Musdin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (2015)

Apa saja saya tulis, asalkan bisa di tulis. Musik Klasik kesukaanku, bermimpi dan mendaki adalah jiwaku, buku adalah kekasihku, dan membaca buku adalah kewajibanku. Dengan menulis, dunia mengenalku. Dunia mengenalku, maka aku adalah pelaku sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bermimpi dan Mewujudkannya, adalah Bentuk Berkurban Demi Kemaslahatan Umat

31 Agustus 2017   01:09 Diperbarui: 2 September 2017   14:08 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://cyberdakwah.com/2015/09/hukum-berkurban-untuk-almarhum/

Menjelang idul adha, berkurban seakan menjadi perlombaan. Orang-orang berlomba berkurban untuk berbagi rejeki bagi orang-orang yang tidak mampu. Selain itu berkurban juga bertujuan untuk mendekatkan diri kepada sang Khalid, Allah SWT sebagai sang pencipta. Jika kita menelusuri sejarah berkurban, tentunya semua berawal dari kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Nabi Ibrahim as mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan anaknya Nabi Ismail agar disembelih demi mencoba keimanan dan ketakwaan Nabi Ibrahim kepada Allah. Tanpa ragu beliau melakukan pengorbanan, namun Allah mengutus malaikat Jibril untuk mengganti Nabi Ismail dengan seekor hewan kurban. Semenjak itu hingga sekarang, berkurban dalam islam menggunakan hewan kurban yang halal dimakan.

Berkurban merupakan menyembelih hewan kurban atau memberikan bantuan hewan kurban untuk disembelih saat idul adha, pengertian ini sebagaimana yang tertanam dalam paradigma masyarakat saat ini. Berkurban pada dasarnya tidak hanya diartkan sebagaimana pengertian diatas, berkurban pada intinya memberikan manfaat bagi orang lain. Perbandingannya adalah satu ekor kambing memiliki harga lima juta rupiah, sama halnya dengan memberikan sumbangan sebesar lima juta rupiah kepada yatim piatu, atau manggalang dana hingga mencapai lima juta rupuah untuk membantu orang yang sedang dilanda banjir juga bagian dari berkurban. Mungkin akan muncul pertanyaan adalah bagaimana dengan permasalahan waktu.?

Berkurban dalam prespektif yang kita ketahui biasanya dilaksanakan saat perayaan idul kurban atau idul adha. Apakah berkurbaan saat tidak dalam perayaan idul adha bukan dikatakan berkurban.? Menurut hemat penulis, pemahaman dan paradigma seperti ini yang harus kita perbaiki. Sebagaimana yang penulis ketahui biasanya kita boleh memberikan bantuan-bantuan sosial berupa sumbangsi materi jauh sebelum perayaan idul adha, dan sumbangan itu akan dipergunakan ketika tiba idul adha. Penulis mengajak para anak muda untuk berfikir sejenak tentang hakikat berkurban. Dalam pandangan saya penulis, berkurban pada hakikat dan intinya memberikan manfaat kepada orang. Mari kita bergeser sedikit dalam realitas anak muda saat ini.

Sebagaimana yang dikatakan Allah SWT dalam Al-Quran, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Dalam konteks kaum muda saat ini adalah bagaimana kita memberikan manfaat yang baik bagi orang lain dengan tidak harus berkurban daging semata. J.F. Kneedy berpendapat "kaum muda adalah orang-orang yang dapat memimpikan sesuatu yang tak mampu diimpikan oleh orang lain". Mari kita sejenak menganalisis kedua prespektif diatas, bermimpi merupakan sebuah langkah untuk kita menentukan masa depan. Bermimpi merupakan pondasi loncatan agar kita berusaha meraihnya. Mewujudkan mimpi bertujuan untuk membangun harapan serta menolong sesama.

Satu hal yang kita harus ingat dan telaah lebih dalam jika kita berhasil mewujudkan mimpi kita dan menjadi orang berpengaruh, pertanyaannya adalah bukankah kita akan lebih mudah memberikan manfaat bagi orang lain.? Bukankah kita akan memotivasi orang lain.? Apakah semua itu bukan hal yang bermanfaat.? Tentu saja jawabannya bermanfaat. Sehingga berkurban dengan tujuan memberikan manfaat kepada orang lain, dapat kita lakukan dengan cara berkurban ala kaum muda untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Ketika kita telah memberikan manfaat kepada orang lain, bukankah kita telah memberikan sumbangsih kepada orang lain.? Tentu saja jawabannya adalah iya.

Seperti halnya Ir. Soekarno, ia mengatakan "berikan aku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncangkan dunia ini". pertanyaannya adalah bagaimana jika kita seluruh pemuda yang ada di Indonesia menjadi sukses karena mimpi, bukankah kita akan memberikan manfaat kepada orang lain dan berkurban.? Jawabannya adalah iya. Oleh karena itu, para pembaca yang budiman, marilah kita bermimpi dan mewujudkannya. sehingga kita dapat lebih mudah memberikan manfaat kepada orang lain, dan kita dapat berkurban juga seperti halnya perayaan idul kurban.

Salam kaum muda.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun