Mohon tunggu...
Rasyid Musdin
Rasyid Musdin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (2015)

Apa saja saya tulis, asalkan bisa di tulis. Musik Klasik kesukaanku, bermimpi dan mendaki adalah jiwaku, buku adalah kekasihku, dan membaca buku adalah kewajibanku. Dengan menulis, dunia mengenalku. Dunia mengenalku, maka aku adalah pelaku sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Cak Dul" Si Takmir Masjid yang Ditolak Cintanya

7 Agustus 2017   23:42 Diperbarui: 8 Agustus 2017   00:35 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini bermula saat saya dan teman-teman seperjuangan sedang mengikuti kegiatan KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) berbasis Masjid di Desa Sambigede, Kecamatan Sumberpucung, Kab. Malang. Kegiatan KKM yang dilaksanakan selama satu bulan itu memberikan kesan cinta bagi cak Dul yang malang. Pasalnya ia terlanjur jatuh cinta dengan gadis manis bernama Eva, namun Eva justru sebaliknya. cerita ini bermula dari sini:

Mentari mulai menampakkan wajahnya dibalik bukit, sementara kami hampir menyelesaikan tadarrus pagi rutinan setelah sholat subuh. sementara di luar Masjid, terdengar suara siulan Cak Dul sembari membersihkan lantai Masjid. Aku yang penasaran, perlahan kudekati dirinya. tidak biasanya dia bertingkah seperti ini. Berdasarkan cerita yang saya dapat dari teman cak Dul, kedatangan kamilah penyebab utama dia rajin membersihkan Masjid dipagi hari. pasalnya sebelum kami datang, dia tidak pernah membersihkan mesjid sepagi ini, biasanya dilakukan  saat hari minggu dan jumat atau saat Masjid sedang kotor. Melihat tingkahnya yang agak aneh, membuatku penasaran ingin mengetahui penyebab utama kerajinannya. 

"Cak, rajin amat. Tumben Cak.?"

"cari barokah pagi-pagi"

"jangan-jangan ada yang di taksir yah.?" tanyaku sambil melirik ke arah teman-temanku yang sedang mengaji.

"jangan keras-keras" jawabnya sembari memperkecil suaranya.

jawaban cak Dul membuatku tertawa terbahak-bahak, zaman modern seperti ini tidak hanya merubah tatanan sosial tetapi merubah tatanan niat yang seharusnya niat ibadah menjadi niat dunia. Tak lama berselang, tadarrus pagi telah selesai. Aku dan cak Dul masih tetap berbincang, sementara teman-temanku mulai kembali ke tempat tinggal KKM di salah satu rumah warga. 

"memangnya yang cak Suka itu siapa.?"

"Eva". ia pun menceritakan semuanya. Bahkan menceritakan bagaimana semangatnya dia bangun pagi untuk azan subuh, serta bersaing merebut mic dengan teman kelompokku saat sholat Ashar, semua itu dia lakukan agar suara merdunya terdengar oleh gadis impiannya itu. padahal kalau di dengar-dengar, suara trompet tahun baru masih terdengan merdu ketimbang suaranya. (hahahahah). Aku seakan terhibur, pasalnya hampir semua yang dia ceritakan adalah hal aneh dan lucu yang membuatku tak mampu menahan tawa. Hingga akhirnya panggilan Whatsapp terdengar di HPku, ternyata panggilan untuk sarapan pagi. Cak Dul yang mengetahui bahwa aku akan kembali ke tempat istrahat langsung memberiku tugas penting.

"jangan lupa mintaiin nomernya Eva yah.?"

"siap 86" jawabku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun