Beberapa pekan lalu publik dihebohkan dengan pernyataan seorang pengunjung McD yang terganggu dengan hadirnya sekelompok perlajar yang yang menegur pengunjung lain saat tengah berada di McD. Pernyataan tersebut bertuliskan "McD tempat makan bukan tempat study" apa yang dipikiran pelajar hingga melupakan fungsi paten suatu tempat.Â
Lalu kemana mereka buat fungsi perpustakaan sebagai tempat belajar mereka? mereka hanya belum mengenal dekat dengan perpustakaan jadi mereka belum memiliki rasa cinta. seperti kata pepatah "Tak kenal maka tak sayang".
Sejak dulu perpustakaan menjadi pusat kegiatan yang sangat penting dalam peradaban. Konon jika perpustakaannya baik maka peradabannya baik pula. Hal ini teraklamasi pada sejarah peradaban Islam yang banyak melahirkan filosof-filosof dan ahli-ahli sains melalui pusatnya yaitu perpustakaan.
Ibnu khaldun pernah mengatakan bahwasannya perpustakaan adalah jendela peradaban dan substansi peradaban adalah ilmu pengetahuan. Bukan hanya diakui oleh bangsa timur namun bangsa barat juga mengakui ke cerdasan Ibnu Khaldun.Â
Dengan adanya perpustakaan juga menjadi saksi peradaban Islam yang jaya pada masanya. Perpustakaan Al-Umawiyah di Andalusia, Baitul Hikmah di Bagdhad dan Dar Al-Ilm di Mesir menjadi saksi bahwa perpustakaan telah melahirkan ahli-ahli dibidangnya dan sangat berpengaruh dalam penjalanan sejarah peradaban di dunia.
Sedikit kisah tersebut menjadi bukti bahwa perpustakaan adalah kunci utama dari suatu peradaban. Karena peradaban adalah subtansi dari ilmu pengetahuan dan di perpustakaanlah terdapat sejuta bahkan tak terhitung banyaknya suatu ilmu pengetahuan. Namun tidak banyak masyarakat yang melek akan hal dasar mengenai perpustakaan.
Naik turunnya minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan disebabkan oleh anggapan-anggapan masyarakat mengenai perpustakaan. Masyarakat menganggap perpustakaan hanyalah sebuah gedung yang didalamnya hanya berisikan susunan buku-buku yang membosankan seperti buku-buku pelajaran.Â
Anggapan perpustakaan hanya diperuntukan untuk para pelajar dan mahasiswa saja. Bahkan opini yang lebih parahnya lagi masyarakat menstigma perpustakaan diperuntukan bagi orang-orang yang kutubuku dan seorang kutubuku menurut kebanyakan pandangan itu tidak keren.
Penelitian tentang minat baca masyarakat Indonesia bukan hal yang baru lagi, peneliti bahkan pengajar sering membuat pernyataan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah.Â
Dilansir dari Gramedia.com ada lima hal yang menjadi penyebab kurangnya baca masyarakat Indonesia. Lingkungan sekitar menjadi penyebab utama flugtuasi minat baca, adanya generasi serba instan yang menginginkan semuanya serba cepat dan cenderung tidak menghargai prosesnya, adanya gadget juga menjadi faktor menurunnya minat baca tapi tidak sedikit pula pengguna gadget yang menggunakannya dengan baik dan bermanfaat.Â
Hadirnya game online dan media sosial juga menjadi daftar penyebab turunnya minat baca dan yang terakhir adalah faktor dari diri sendiri, semua niat jatuh lagi kepada diri sendiri apakah kita ingin melakukan perubahan atau malah menolaknya.