International Nurses Day Theme of 2019 is: "Nursing: The Balance of Mind, Body, and Spirit"
Hari ini hari perawat internasional, harinya profesiku.
Banggakah aku jadi perawat?Â
Tentu saja, menjadi perawat adalah cita-cita masa kecilku. Waktu duduk di bangku sekolah dasar dengan berbalutkan baju putih menyandang gelar dokter lain, membuat diriku mulai terobsesi untuk senantiasa berbaju putih. Keinginan itu terus menuntunku untuk selalu berada di dunia tolong menolong dengan mereka yang kesakitan. Hingga duduk di bangku Aliyah aku ambil ekstra kurikuler palang merah remaja.
Alhamdulillah lulus dari Aliyah, aku berkesempatan menimba ilmu keperawatan di Akper Depkes Dr. Otten Bandung. Sebuah pendidikan diploma III keperawatan di bawah naungan Departemen Kesehatan yang mendidik calon-calon perawat. Kalau sekarang tempatku menimba ilmu ini sudah berubah menjadi Prodi Keperawatan Bandung Poltekkkes Kemenkes Bandung.
Apakah kebanggaan menjadi perawat setara dengan penghasilan yang didapatkan? Bukankah isunya perawat digaji rendah?Â
Berbicara masalah penghasilan tentu saja besar kecilnya adalah relatif. Banyak juga teman-teman  yang sukses kehidupannya karena profesi perawat. Ada yang bekerja di luar negeri seperti Qatar, Kuwait, Saudi Arabia, Belanda, Amerika, Jepang, Australia dan lain-lain. Banyak juga yang bekerja di perindustrian, pertambangan, kementerian pertahanan, dan lain-lain di mana mereka bekerja di sektor kesehatannya. Yang paling banyak tentu saja terserap di kesehatan seperti bekerja di rumah sakit, puskesmas dan fasilitas layanan kesehatan lainnya. Ada yang menjadi PNS, banyak juga yang di swasta.Â
Kalau gaji PNS tentu saja standar pemerintah ditambah dengan penghasilan jasa keperawatan dari tempatnya bekerja. Bagi yang bekerja di sektor swasta juga standar gajinya sesuai dengan ketetapan dari tempatnya bekerja, misal ditetapkan oleh yayasan atau CEO nya.Â
Yang sering menjadi isu perawat bergaji rendah adalah perawat yang bekerja sebagai tenaga honorer, ataupun magang. Mereka ini belum mempunyai  kesamaan standar penghasilan. Ada yang magang atau mengabdi di instansi pemerintah hanya dengan penghasilan dibawah Rp 500.000 perbulan. Begitu juga dengan teman-teman perawat yang magang / bekerja  di klinik dan semacamnya.
Tidak adanya standar penghasilan inilah yang saat ini masih menjadi keprihatinan tersendiri. Perawat masih harus berjuang keras untuk itu. Organisasi keperawatan masih punya PR untuk terus meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Perhatian pemerintah masih sangat dibutuhkan dalam menanggapi isu tersebut.