Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyebut Pribumi Berarti Rasis? Maaf, Kamu Gagal Paham!

17 Oktober 2017   10:04 Diperbarui: 17 Oktober 2017   13:12 13733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (sumber: Flicker akun db0yd13)

"Kau Pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, Pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus, harus bicara pada mereka , dengan bahasa yang mereka tahu".

Kutipan diatas berasal dari buku Anak Semua Bangsa, buah karya Pramudya Ananta Toer. Istilah "Pribumi" kembali menyeruak ramai dan dibahas banyak netizen dengan berbagai kontroversinya. Gara-garanya adalah pidato pembukaan Anies Baswedan saat serah terima jabatan Gubernur DKI Jakarta. Anies menyinggung istilah Pribumi dalam orasinya yang membicarakan kolonialisme masa lalu di Jakarta. 

"Jakarta ini satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat, penjajahan di depan mata, selama ratusan tahun. Di tempat lain mungkin penjajahan terasa jauh tapi di Jakarta bagi orang Jakarta yang namanya kolonialisme itu di depan mata. Dirasakan sehari hari. Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ucap Anies di Balai Kota DKI, Senin 16 Oktober 2017.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pidato Anies Baswedan diatas. Penyebutan istilah pribumi pada pidato Anies itu pun sudah sangat tepat, karena Anies bicara dalam konteks kolonialisme yang pernah terjadi di Indonesia, dan Jakarta khususnya. Namun, istilah ini kemudian menjadi kontroversi oleh netizen hanya gara-gara satu faktor saja. Yakni Gagal Paham!

Banyak netizen menganggap Anies menggulirkan isu rasial kembali terkait ucapan Pribumi. Padahal, sebelum Anies, banyak pejabat-pejabat pemerintah lainnya yang kerap menyebut istilah pribumi, dan tidak satupun yang dianggap netizen rasis. Salah satunya adalah Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti. "Sekarang, pemerintah akan menggulirkan program membangun konglomerasi pribumi, membangun perusahaanpribumi, supaya kuat," kata dia dalam keterangan tertulis terkait kebijakan pemerintah sektor perikanan pada Rabu, 18 Januari 2017. Presiden Jokowi sendiri juga kerap memakai diksi Pribumi dalam kesempatan pidato dan seremonial peresmian proyek-proyek pemerintah. 

Yang dimaksud pribumi oleh Presiden Jokowi, Menteri Susi dan pemerintah adalah warga lokal, perusahaan lokal, perusahaan milik Warga Negara Indonesia. Sama halnya dengan ucapan Anies perihal pribumi. Yang dia maksudkan adalah warga lokal, Warga Negara Indonesia yang tinggal di Jakarta. Lantas, dimana letak rasialnya?

Pemikiran adanya rasialisme pada ucapan Anies, diakibatkan pada kegagalan dalam memahami arti dari kata pribumi itu sendiri. Pribumi, dalam pengertian harfiahnya adalah penduduk asli. Dikutip dari wikipedia, pemaknaan penduduk asli mencakup setiap orang yang lahir di suatu tempat, wilayah atau negara, dan menetap di sana dengan status orisinal, asli atau tulen (indigenious) sebagai kelompok etnis yang diakui sebagai suku bangsa bukan pendatang dari negeri lainnya. Pribumi bersifat autochton (melekat pada suatu tempat). Secara lebih khusus, istilah pribumi ditujukan kepada setiap orang yang terlahir dengan orang tua yang juga terlahir di suatu tempat tersebut. Bahasa mudahnya: Pribumi adalah setiap orang Warga Negara Indonesia yang terlahir dari orang tua yang juga terlahir di Indonesia sebagai Warga Negara Indonesia pula.

Istilah pribumi tidak bisa dimaknai dari satu konteks dan ruang lingkup keilmuan saja. Jika pribumi dimaknai sebagai penduduk ASLI dari sebuah negara bernama Indonesia, maka secara genetika tidak ada satupun penduduk Indonesia yang menyandang status pribumi. Dalam konteks sosial budaya dan pemerintahan, diksi Pribumi dimaknai sebagai bahasa untuk keberpihakan pada rakyat sendiri. Persepsi Pribumi lebih lengket di kepala masyarakat sebagai lokal daerah/rakyat. Sama sekali tidak ada kandungan rasial didalamnya. 

jadi, tidak ada yang istimewa ataupun kontroversial saja dari pidato Anies Baswedan. Jika kemudian ada yang mengaitkan isu rasial pada istilah pribumi dalam pidato tersebut, itu mungkin cuma segelintir oknum netizen yang gagal paham dan gagal move on.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun