Oleh Johnson Dongoran
Tidak sedikit guru yang memiliki kebiasaan memakan makanan tertentu di kelas ketika mengajar. Di SD di mana kami sekolah awal tahun 1960-an, SD Negeri Kota Tua, Kecamatan Batang Angkola, kini Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan di Sumatera Utara, ada guru yang suka mencari sesuatu di kebun di sekitar sekolah untuk di makan di ruang kelas.
Guru yang satu ini suka makan sayur mentah seperti ranti, atau terong mentah. Biasanya sang guru terlebih dahulu menjelaskan materi pelajaran pada murid, kemudian menulis soal atau tugas di papan tulis. Ketika murid sibuk mengerjakan tugas, sang guru mulai menggunakan waktu untuk kegemarannya mencari makanan berupa sayur mentah dan terong mentah di kebun sekitar sekolah dan membawanya ke kelas dan makan sendiri di depan murid-murid tanpa canggung sedikitpun.
Hampir bersamaan waktunya, pada pertengahan 1960-an, di SD Randuacir Salatiga, Jawa Tengah, ada juga guru yang suka memasak di sekolah, memasak ubi kayu atau ubi julur atau yang lain. Beberapa murid berkomentar “Bapak guru kita ini, kerjanya makan terus hampir setiap hari”. Untungnya sang guru ini tidak pelit. Buktinya, kalau ada murid yang meminta ubi yang baru ia masak, biasanya diberi, tetapi kalau tidak ada murid yang minta, sang guru makan sendiri.
Apa guru ini tidak memiliki makanan di rumah, tidak ada murid yang tahu. Tetapi dilihat dari tubuhnya, guru ini tidak kurang gizi, karena termasuk gemuk. Apa hanya kebiasaan. Ya, mungkin juga.