Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membicarakan Buku Bersama Sabumi Volunteer

11 Agustus 2017   01:31 Diperbarui: 11 Agustus 2017   09:13 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin (6/8/2017), buku diantar ke Rumah Baca Bambu Biru oleh teman-teman dari Sabumi Volunteer. Lumayan banyak, ada 100 buku baru akan menjadi koleksi baru di rumah baca yang terletak di Kampung Biru Kampung Cicantayan ini.

Siapa yang tak sumringah menerima limpahan buku gratis... tis... tis... Teman-teman Sabumi selalu datang dengan riang gembira, selain membawa buku ya mereka pasti membawa buah tangan lainnya. Mereka membawa banyak sekali tas dan boneka. Tak ayal, adik-adik akan mempunyai tas baru dan koleksi boneka baru. 

Menghitung dan mendata buku
Menghitung dan mendata buku
Kalau sudah bertemu teman-teman Sabumi Volunteer ini, obrol tak jauh-jauh dari pergerakan dunia literasi di Sukabumi. Kalau mau bergosip pun, pasti ngomongin rumah baca lainnya. "Tuh, baru Pak Polisi rajin amat yak ke pelosok," si bapak Babinkamtibmas sang polisi berhasil membangun rumah baca baru dan tentunya jadilah kekurangan buku. 

Membicarakan buku dan mendirikan rumah baca baru
Membicarakan buku dan mendirikan rumah baca baru
Biar tahu saja, Sabumi Volunteer itu adalah wadah para Relawan literasi yang memiliki gerak utamamendirikan dan mengembangkan taman baca untuk masyarakat Sukabumi. Sepak terjang para pemuda Sukabumi yang sebagian besar doyan mengendarai vespa ini tak usah diragukan lagi. Ada lebih dari 20 rumah baca telah berdisi di berbagai kampung di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Jumlah rumah baca sebanyak itu tentu membuat kerepotan, repot mencari buku baru untuk rotasi buku atu untuk stok bagi pendirian taman baca yang baru. "Kita kekurangan buku anak-anak bang," Kata Ipong pada hari itu. Saya yang cuma fokus membantu di Rumah Baca Bambu Biru membalas dengan senyuman, "Gimana ya, cari lagilah nanti." 

contoh rumah baca yang sudah dibangun. foto dari sabumiku.com
contoh rumah baca yang sudah dibangun. foto dari sabumiku.com
Hari itu pula mereka bercerita ada 3 taman baca yang direncanakan mau berdiri. Lah, buku saja kurang sudah mau mendirikan taman baca lagi. Kalau kata seorang kawan, "sabumi mah yang penting berdiri dulu, buku bisa dicari." Obrol demi obrol, pembicaraan tetap disisipi dengan kegiatan menulis. 

Saya menunjukkan blog baru sabumiku.com kepada mereka, kalau sudah diisi banyak tulisan dan berbagai kegiatan sudah di posting di blog tersebut. Inisiasi pembuatan blog sejak bulan Juli dan pada akhirnya sudah dioperasikan untuk menuliskan semua kegiatan Sabumi Volunteer. Obrolan demi obrolan disepakati blog akan diisi secara berkala oleh teman-teman Sabumi Volunteer. 

Dampak Pendirian Taman Baca
Dampak Pendirian Taman Baca
Dari obrolan itu pula diketahui kalau masih begitu kesulitan mengumpulkan buku, terutama buku anak-anak. Setiap mendapat donasi kok dapatnya malah majalah dewasa atau malah majalah politik. Lah target pembaca anak-anak, bukunya malah sulit didapat dari donasi. Saya sesekali membantu drop buku untuk Rumah Baca Bambu Biru, membeli sedikit demi sedikit buku anak-anak. Kalau mau menyumbang untuk Sabumi volunteer yang sudah mendirikan lebih dari 20 taman baca, ya rasanya tak sanggup. 

Tetapi ya kesulitan mengumpulkan buku tak membuat murung. Hari itu tetap diisi penuh tawa dan gembira. Ya gembira sudah bisa bertemu dan berbagi keluh kesah. Oh ya mana tau ada yang mau berkunjung. Silahkanlah main ke Kampung Cibiru, Kec. Cicantayan, Kab. Sukabumi. Gampang kok menuju kampung sana, dengan menaiki ojek membayar Rp15.000. Nanti bakal disuguhi singkong rebus dan gratis membaca di Rumah Baca Bambu Biru. Jangan lupa ya membawa buku. :)

Mari Membaca
Mari Membaca

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun