Mohon tunggu...
Husaini Algayoni
Husaini Algayoni Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kolumnis

Dalam seruputan secangkir kopi ada imajinasi. Hobi membaca, menulis, travelling, menonton, mendengar musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kerudung Merah Jambu

28 Juli 2017   16:10 Diperbarui: 28 Juli 2017   16:14 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siti Nurhaliza Khadeejah

Oleh: Siti Nurhaliza Khadeejah

Bulan sabit tergantung di langit, kecil namun sangat terang. Angin menerpa rambut lelaki tua yang sudah memutih. Lelaki tua berjenggot putih itu terus menatap bulan. "Ah andaikan engkau duduk di sini bersamaku." Ia tersenyum sambil memegang erat sebuah kerudung tua lusuh berwarna merah jambu. "Kau sangat cantik memakai kerudung ini, ya.. sangat cantik", lelaki tua itu berbicara sendiri.

Masih basah kenangan singkat itu, ketika ia harus kehilangan istri tercinta untuk selamanya yang baru saja melahirkan seorang putra tampan rupawan. Pernikahan seumur jagung, satu tahun tujuh bulan. Betapa hancur hatinya melihat tubuh kaku terbaring tak bernyawa, seorang gadis yang sangat ia cintai, gadis merah jambu, begitu ia sering menyebutnya karena gadis itu suka memakai kerudung merah jambu.

Terpukul, sangat terpukul atas tragedi menimpanya. Menangis, tak seorang pun bisa menenangkan hatinya, menghentikan tangisannya. Ia terus mengutuki takdir, kenapa istinya harus mati karena pendarahan itu? Ia terus berteriak, sampai suara adzan maghrib berhasil menghentikan tangisannya. Tangisannya berhenti, tangisan lain pun terdengar, ya suara tangisan bayi merah yang dilahirkan istrinya siang tadi. Dirangkulnya bayi merah itu dari gendongan mertuanya. Ditatapnya dalam-dalam. Ini adalah kenangan terindah dari sang gadis merah jambu, buah cinta mereka berdua. Saat itu dia bangkit dan bertekad membesarkan anak laki-lakinya seorang diri, tanpa istri dan ibu baru bagi anak semata wayangnya. Ketika ditanya, "Kenapa kau tidak menikah lagi?", sambil tersenyum ia menjawab, "Aku tak mampu melupakan dan mengganti posisi gadis berkerudung merah jambu di sini, di hatiku."
***
"Kakek!", suara teriakan gadis kecil yang juga berkerudung merah jambu membuyarkan lamunan sang lelaki tua. Gadis kecil itu berlari ke arahnya.
"Kau mengejutkan kakek gadis kecil".
"Kakek sedang apa malam-malam duduk sendirian di luar kek? Kok ada air di pipi kakek? Apakah kakek menangis?", celotehan gadis kecil kerudung merah jambu.
"Hahaha, kau sangat cerewet gadis kecil, aku tidak menangis, kakek hanya sedang melihat bulan sabit, ya tentu saja sambil melihat fhoto cantik nenekmu", sahut lelaki tua sambil menampakkan album fhoto lama pada sang cucu.
"Lalu apa ini kerudung milik nenek?", kata gadis kecil sambil menarik-narik kerudung tua merah jambu.
"Hei hati-hati sayang, kerudung itu sudah tua, nanti dia rusak, tentu saja ini milik nenekmu yang cantiknya sama sepertimu".

Malam itu sang lelaki tua bercanda dan tertawa bersama dengan gadis kecil berkerudung merah jambu, sambil melihat album fhoto lama kenangan masa mudanya dengan gagah memakai pakaian adat pengantin bersama gadis yang suka memakai kerudung merah jambu, ya istri tercintanya

***

"Sudah dua puluh tujuh tahun sayang kau meninggalkan aku, aku sudah tua sekarang, dan rambutku pun sudah putih, tak lama lagi aku akan menyusulmu, sampai jumpa kelak. Aku mencintaimu, aku sangat merindukanmu istriku sayang". Sudah pukul 22:45 WIB, lelaki tua itu menguap dan membaca bismillah dan doa tidur kemudian memejamkan mata, memejamkan mata untuk selamanya. Lelaki tua sejati nan setia itu pun menyusul sang istri sambil tertidur dan menggenggam erat kerudung merah jambu. TAMAT.

Meuligo, Aceh Selatan. 25 Juli 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun