Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Perjuangan Melelahkan 6 Atlet Paralimpik Jabar

5 Agustus 2018   18:16 Diperbarui: 5 Agustus 2018   20:07 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Enam atlet paralimpik Jabar/foto dokpri

Hingga saat ini, enam atlet paralimpik Jawa Barat peraih medali emas di Peparnas XV 2016 masih terus berjalan dengan susah payah tapi penuh keceriaan. Berangkat dari GBLA Kota Bandung  Sabtu (4/8),  mereka bertekad ke Jakarta, untuk menyerahkan medali emasnya kepada Presiden Joko Widodo.

"Mereka betul-betul kuat. Walau fisik terbatas, mereka menyatakan akan terus berjalan hingga ke Jakarta. Saya terharu, " kata Andri Kantaprawira, pendamping para atlet dari Gerakan Pilihan Sunda kepada penulis.

Selama di perjalanan, jelas Andri,  mereka tampak riang. Bernyanyi, joget, dan selalu semangat. Kuatnya tekad untuk menegakkan Undang-undang, dan besarnya dukungan dari masyarakat, barangkali jadi energi besar  yang menguatkan mereka.

"Saya harap, mereka sampai sesuai waktunya ke Jakarta, tanpa  menghadapi masalah fisik yang berat," harapnya.

Sabtu (4/8) pagi, enam atlet paralimpik itu berangkat dari GBLA Gede Bage Kota Bandung ke Jakarta. Setelah menempuh perjalanan selama 11 jam dengan berjalan kaki, mereka tiba di Cimahi sekitar pukul 21.00 WIB, lalu menginap di Gedung DPRD setempat. Dari Cimahi, perjalanan diteruskan dengan rute Cikalong-Purwakarta.

"Untuk menguatkan mereka, saya harapkan ada dukungan dari organisasi, perkumpulan, asosiasi, ormas dan yang lainnya. Syukur-syukur turut mengantar mereka," harapnya.

Pemotongan bonus

Menurut Andri,  aksi jalan kaki enam atlet paralimpik yang didampinginya tersebut berawal dari keharusan atlit paralimpik peraih medali emas menyetor kepada NPCI  (National Paralimpic Committee of Indonesia ) Pusat dan Jabar sebesar  25 persen dari  bonus yang diterima --yang kalau ditotalkan sebesar Rp 1,7 miliar rupiah.

Merasa tidak ada dasar hukumnya,  para atlet menolak. Selain tidak ada dasar hukum, bonus tersebut dianggap merupakan hak atlet. Keenam atlet tersebut adalah Farid Surdin, Ganjar Jatnika, Asri, Junaedi, Elda Fahmi dan Sony Satrio.

Di luar perkiraan, setelah menolak menyetor 25 persen dari bonus, para atlet peraih medali emas itu,  ternyata dicoret dan tidak dipanggil mengikuti berbagai event paralimpik selanjutnya, yakni ASEAN Para Games 2017 di Kuala Lumpur dan Asian Para Games 2018 di Jakarta.

Tak pelak, hal itu membuat atlet paralimpik  kecewa dan merasa diperlakukan tidak adil. "Karena itulah, mereka berencana mengembalikan medali emasnya kepada Pemerintah," kata Andri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun