Dengan thema pada perayaan hari pangan sedunia ”Agricultural Cooperatives - Key to Feeding The World“, dengan semangat, “Agro Industri Berbasis Kemitraan Petani Menuju Kemandirian Pangan”. Menjadi sebuah pondasi untuk melangkah. Gayung pun bersambut dengan beda kemasan sesuai kearifan local cultural di daerah maka Bupati Lens Haning dengan Program Unggulannya “Lakamola Anan Sio” telah berjalan selama kurang lebih 4 tahun ini akan teruji dan terbaca dalam visual maupun tutur pujian saat “issue”ini di canangkan secara nasional.
Jujur ancaman bencana akibat gagal panen masih terus membayangi daerahdaerah yang rawan kekeringan, dimana ketergantungan terhadap curah hujan sangat tinggi, oleh sebab itu kita perlu mengembangkan pola diversifikasi dan ekstensifikasi pangan. Masalah gagal panen dan kesiapan cadangan pangan daerah jangan dianggap sepeleh sebab sangat sensitive, biasnya terhadap stabilitas sector lainnya sangat besar. Dampaknya sistemik, biasnya merembes ke sector lain seperti instabilitas Politik, Sosial dan Keamanan, lingkup kerawanan bisa melebar menjadi konflik. Persoalannya dari kenaikan yang muncul sebagai akibat makin menurunnya persediaan pangan patut diwaspadai.
Solusinya adalah mensiasati musim dengan kiatkiat Inspiratif, Inisiatif, kreatif dan inovatif dari pemerintah dalam menciptakan program yang berbasis pertanian sesuai dengan kearifan local cultural, dengan memanfaatkan potensi hayati juga keunggulan geografis dan topografis daerah dengan membudidayakan tanaman umur pendek yang potensial dikembangkan sebagai alternatif bahan pangan. Nilai gizinya lengkap dan prospek bisnisnya pun cerah. Sebab dimasa depan sector pertanian akan kembali menjadi tumpuan kehidupan masyarakat global. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa kedepan seluruh daerah akan mengalami defisit pangan sehingga daerah yang menjadikan lahan pertanian sebagai basis ekonomi akan mengalami posisi tawar yang tinggi, sebagai Daerah yang memiliki keunggulan komparatif dibidang Sumber Daya Hayati.
[caption id="attachment_219594" align="alignnone" width="300" caption="pict "]
Keunggulan dari jenis tanaman ini adalah daya adaptasinya pada berbagai agroekologi (kawasan pantai dan pegunungan), kebutuhan airnya sangat sedikit, sekitar 150-200 mm/ musim (setengah dari kebutuhan jagung, sepertiga dari kebutuhan air tebu), tahan pada lahan yang marjinal (lahan masam, asin, dan basa), dapat tumbuh pada kemiringan lereng gunung, lebih tahan pada hama.
Walau tak sepopuler beras, jagung, dan gandum namun bukan berarti tak bernilai bisnis. Mendapat predikat “Multifungsi” karena semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan maksimal sebagai bahan pangan, pakan ternak, bioetanol, bahan baku industry, souvenir, dan obatobatan. Bahkan bisa mensubtitusi kedudukan Beras, Jagung dan Gandum karena nilai gizinya. Inilah tabel kandungan nutrisi sorgum di banding sumber pangan lainnya menurut penelitian di Universitas Gajah Mada yang di rilis Depertemen Kesehatan.
Unsur Nutrisi
Kandungan/100 g
Beras
Sorgum
Singkong
Jagung
Kedele
Kalori (cal)
360