Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik

ABU 96

12 Juni 2017   03:43 Diperbarui: 12 Juni 2017   09:35 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Munculnya Aksi Bela Ulama 96 pada pokoknya bertujuan dalam rangka menolak 'kriminalisasi' terhadap ulama. Ulama mana dan kriminalisasinya bagaimana. Ini masih bisa jadi diskusi panjang memang. Kelompok yang mengaku 'alumni 212' hari Jumat 9/6 mau masuk ke mesjid Istqlal bikin acara 96, tetapi tidak diberi izin oleh pihak mesjid karena ada acara lain di Istiqlal.

Tindakan kriminal atau tidak oleh ulama yang dimaksudkan, semuanya akan ditentukan oleh peraturan hukum yang berlaku. Dan dari segi hukum semua punya hak dan kewajiban yang sama, tidak tergantung dari jabatan atau kedudukan seseorang dimasyarakat, menteri, presiden atau ulama, sama dihadapan hukum.

Kalau seorang ulama menghina agama lain dengan mengatakan 'mana bidan Tuhan Jesus' atau 'bakar kuil-kuil Hindu' atau 'panca sila Soekarno ketuhanan di pantat' dsb, tentu tidak patut dibiarkan begitu saja. Publik akan merasa sangat keterlaluan kalau negara atau petugas hukum membiarkan saja hal-hal seperti itu beredar dikalangan publik yang luas.

Lagi pula masyarakat akan gelisah dan merasa tidak nyaman kalau didalam satu negeri yang bhinneka ini orang bisa bebas saling menghina kepercayaan lain atau adat istiadat lain atau daerah lain. Kalau menganggap kepercayaan atau adat/tradisi sendiri selalu lebih benar dari yang lain, perasaan sovinis yang berlebihan sehingga mengganggu ketentraman dan ketenangan pemeluk agama lain atau adat lain, negara patut ambil tindakan tegas untuk menjaga dan memelihara kerukunan dalam masyarakat bhineka ini. Kalau dibiarkan akan terjadi kekacauan atau pecah belah yang memang diinginkan oleh orang luar itu atau pemerakarsa divide and conquer yang umumnya sumbernya ialah pemrakarsa world hegemony itu atau neolib internasional yang mau menjadikan seluruh dunia jadi daerah kolonialnya dengan cara memecah belah dan mengadu domba.

Dalam memperjuangkan kemerdekaan republik ini, semua suku dan daerah di Indonesia telah berjasa dalam usaha kemerdekaan itu dengan pengorbanan yang sangat tinggi, dengan jiwa raga tanpa pamrih. Dan setelah kita dapatkan kemerdekaan itu, marilah kita nikmati bersama dan bekerja keras bersama bergotong royong demi membangun ketinggalan kita dari negeri-negeri lain yang sudah jauh meninggalkan kita. Saling menghina sesama kita jelas adalah usaha pecah belah yang sepertinya dibakar oleh orang luar untuk sekali lagi bisa menaklukkan dan menguasai bangsa ini kembali jadi koloni penguasa luar yang sekarang dikenal dengan 'world hegemony' neolib internasional. Prof Chossudovsky dalam analisanya soal global hegemony ini bilang kalau terorisme adalah salah satu senjatanya untuk mencapai cita-cita world hegemony itu. Dua senjata lainnya seperti umum sudah ketahui ialah narkoba dan korupsi. Ketiganya dipakai untuk pecah belah dan mengalihkan isu dari tujuan sesungguhnya.

Untuk apa 'world hegemony' itu?

Menguasai negeri-negeri lain terutama yang kaya SDA, demi duit, duit . .

Duit untuk Power, kembali ke duit lagi . . . duit lagi . . . Inilah Greed and Power.

Berapa banyak dolar sudah mengalir ke dompet neolib yang dihasilkan oleh ISIS? Berapa yang sudah mengalir ke dompet neolib dari tambang Papua yang disedot selama 50 tahun tanpa suara dengan pengalihan isunya pakai teror 3 juta 1965? Bayangkan 50 tahun!

Masih maukah kita dipecah-belah untuk melapangkan jalan bagi pemrakarsa Greed and Power ini menjarah kembali SDA kita?

Cukuplah pengalaman 50 tahun pengerukan/penjarahan SDA!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun