Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengukur Kemungkinan PDI-P Berjaya di 2019

9 September 2017   09:41 Diperbarui: 10 September 2017   18:45 4205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengukur Kemungkinan PDI-P Berjaya di 2019

Berbicara liga Indonesia itu satu hebatnya, jauranya jarang bisa jawara berturut, bahkan susah ditebak siapa yang akhirnya akan juara. Bahkan juara bisa saja periode berikut degradasi. Partai politik ternyata mirip, ini bicara kini bukan era lalu di mana pemenangnya pasti, bahkan persentasenya.  Sepanjang era reformasi, memang PDI-P menang dua kali, namun bukan berturut. Demokrat sekali  pun begitu Golkar.

PDI-P  2004

Massa masih merasa bahwa masa pemerintahan transisi pertama itu tidak sebagaimana yang diinginkan. Susah juga bagaimana KKN yang menggurita selama puluhan tahun bisa diselesaikan dengan tarik ulur dan kesenangan bak kuda lepas dari kandang bisa berbuat banyak. Tidak heran kondisi tidak banyak perubahan. Malah Golkar bisa kembali menari di atas panggung dan merebut kembali dari tangan Banteng yang terseok-seok kala memimpin. Iya ya lah sekian lama hanya memandang kekuasaan, mana bisa melakoninya dengan gangguan para pelaku yang  sudah biasa main di kursi puncak. Mereka kembali kalah dan presiden pun dipegang oleh bukan siapa-siapa, partai  baru yang sedang mencoba peruntungan.

PDI-P 2009

Kembali, sebagai  oposan yang konsisten ternyata masih belum bisa bicara banyak.  Belum lagi soal banyak pula kadernya yang ketangkap  KPK, mau tidak mau mereka belum bisa bicara banyak. Apalagi sang pemain baru cukup piawai memainkan peran dalam panggung bersama Golkar, dan kawan-kawannya.  Memang susah bisa berbuat banyak di mana oposan dinilai buruk dan tidak bermatabat di alam demokrasi yang masih latihan. Mengandalkan suara nyaring di parlemen seolah tidak ada gunanya.

PDI-P 2014

Jauh hari sudah nyaring soal PDI-P no, Jokowi yes, namun tidak mudah juga jika PDI-P tidak menang jika mau mengusung Jokowi, akhirnya pemilih realistis, suka atau tidak suka, mencoblos PDI-P. Kemenangan PDI-P jelas jauh lebih banyak soal keinginan Jokowi menjadi presiden.  Artinya mereka meskipun menilai Jokowi kader atau petugas partai toh tetap harus "tahu diri" realitas ini. meskipun menang bukan karena kinerja mereka sendiri.

PDI-P 2019

Susah berharap mereka mendulang banyak suara seperti 2014. Mereka memiliki "kanker" yang harus dikemoterapi dulu jika mau tetap berbuat banyak.

Apa saja pembuat mereka kembali gembos?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun