Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres 2019, Jokowi Bersiap Gandeng Luhut?

28 Mei 2017   23:30 Diperbarui: 28 Mei 2017   23:51 1718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi-Luhut (Kompas.com)

PEMILIHAN Presiden memang masih cukup lama, sekitar 2,5 tahun lagi. Masih terlalu dini sebenarnya menebak-nebak siapa saja gerangan yang akan berusaha meraih pucuk pimpinan tertinggi republik tercinta ini. Anggaplah tulisan ini sebagai bahan obrolan di warung kopi saja, selebihnya terserah Anda.

JOKOWI-LUHUT, kira-kira bagaimana menurut Anda? Cocok? Luhut yang dimaksud tentu saja Luhut Binsar Panjaitan, Menko Kemaritiman saat ini. Sosok yang sangat dekat dengan Jokowi, jauh sebelum Jokowi menjabat RI 1. Saking dekatnya, ketika bertandang ke kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, beberapa waktu lalu, yang mendampingi Jokowi saat itu adalah Luhut, meski konteks kunjungan itu adalah upaya Jokowi meredam gejolak politik yang sempat memanas kala itu. Kenapa Menko Kemaritiman yang mendampingi, bukan Menkopolhukam Wiranto? Baik, soal yang ini agaknya sudah semua tahu alasannya. Tak usah dibahas lagi.

Kedekatan Jokowi-Luhut memang sudah sangat teruji. Saat masih ribut-ribut KPK-Polri, Luhut-lah yang turun tangan untuk meredam gesekan di antara keduanya. Kala itu, Luhut masih menjabat Menkopolhukam. Lanjut lagi, saat pemilihan Kapolri Tito Karnavian, yang dianggap melangkahi angkatan seniornya, Luhut pula yang turun gelanggang hingga internal Polri kembali adem. Singkat cerita, Luhut sangat dipercaya Jokowi untuk membereskan urusan yang rada-rada “menyerempet”. Jokowi sangat menyukai sikap tegas dan totalitas yang ditunjukkan seorang Luhut.

Nah, sinyal akan masuknya Luhut menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019 setidaknya terindikasi dari dua peristiwa.

Pertama, pidato Luhut saat menghadiri Rapimnas Golkar di Kalimantan Timur, belum lama ini. Ia menekankan betapa pentingnya Golkar bersatu-padu merebut kejayaan di Pemilu 2019 nanti. Luhut bahkan meyakini Golkar merupakan partai yang terbaik saat ini. Sebagai kader senior di Golkar, Luhut tentu saja masih mempunyai pengaruh yang signifikan di jajaran Beringin. Apalagi, Golkar sejak jauh-jauh hari juga sudah menitip pesan politik kepada Jokowi yakni akan mendampinginya pada Pilpres 2019. Dengan kata lain, Golkar sudah bersiap diri untuk menawarkan kader terbaiknya sebagai pendamping Jokowi.

Kedua, pernyataan akan pensiun dari dunia politik oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah mengakhiri jabatannya pada 2019 nanti. Dengan pensiunnya JK, otomatis akan memberikan peluang bagi kader Golkar untuk menggantikan posisinya. JK sebagaimana Luhut, juga mempunyai pengaruh kuat di internal Golkar. Restu dari JK sangatlah penting dan berdampak besar. Untuk poin ini, JK masih terlihat mengulur waktu, ia tidak mau terburu-buru untuk sekadar merekomendasikan siapa gerangan yang akan menjadi penerusnya.

Dengan dua indikasi tersebut, sepertinya Jokowi sudah mulai bersiap untuk menggandeng Luhut di Pilpres 2019 mendatang. Luhut, seorang mantan Jenderal, dibutuhkan Jokowi untuk mengakselerasi sekaligus mengawal kebijakan-kebijakan yang diambilnya. Luhut merupakan tipe pemimpin yang sangat loyal kepada atasannya sekaligus sangat melindungi bawahannya. Ia siap “membuldoser” siapa saja yang mencoba-coba menganggu atasan maupun bawahannya. Tentu saja, masih dalam koridor aturan dan hukum.

Alasan Jokowi menggandeng Luhut bila nanti terpilih untuk kedua kalinya juga cukup masuk akal bila dikaitkan dengan program-program prioritas yang sedang dijalankan Jokowi saat ini. Sebut saja, proyek listrik 35 ribu MW, pembangunan Trans Papua, Tol Laut, Kereta Api Cepat, dan proyek lainnya seluruhnya berada di bawah koordinasi Luhut Panjaitan. Sebagai Menko Kemaritiman, Luhut bertanggungjawab atas Kementerian Perhubungan, ESDM, Perikanan dan Kelautan, dan Pariwisata. Bukankah program Jokowi saat ini tertumpu pada keempat kementerian tersebut?

Bagaimana menurut Anda, cocok?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun