Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Penulis - Masih Belajar Menjadi Manusia

"Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan." Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melihat Perjuangan Petani Tambak Merawat Empangnya di Musim Kemarau

2 Desember 2019   12:47 Diperbarui: 2 Desember 2019   13:01 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walau sesekali hujan telah turun, tapi saya rasa sekarang masih musim kemarau, hawa panas masih menyelimuti hari-hari kita.

Apalagi ketika kita berada di daerah pesisir, yang daratannya di penuhi empang-empang atau tambak-tambak pembudidayaan ikan bandeng. Pohon-pohon dan tanaman kering, air bersih pun susah, kalaupun ada kita harus membelinya 50-100 ribu per bak air.

Begitulah yang saya rasakan di kampung ini, di Dusun Padaria Desa Ampekale Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros, kekeringan membuat empang-empang warga tak bisa dioptimalkan seperti biasanya untuk membudidayakan ikan bandeng.

Namun, ada hal yang membuat saya merasa terkesima akan perjuangan petani-petani tambak ketika musim kemarau terjadi dalam Merawat empangnya, yaitu mereka harus menaikkan tanah atau lumpur ke pematang Empangnya, atau saya bahasakan menambal pematang Empangnya.

Hal itu dilakukan, agar pematang Empangnya kokoh atau tetap besar dari erosi yang terjadi di bulan-bulan sebelumnya, mengingat kedalaman Empang pada musim kemarau menjadi dangkal, yang membuat para petani tambak lebih mudah menaikkan tanah dari pinggir empangnya ke atas pematangnya.

Dokpri/Sahyul Pahmi
Dokpri/Sahyul Pahmi
Namun, asal teman-teman tahu saja, bahwa dalam menambal pematang Empang tersebut, warga di Dusun masih menggunakan cara manual, atau hanya menggunakan kekuatan cengkeraman tangan mereka dalam mengangkat tanah ke pematangnya.

Bisa dibayangkan, jika luas empangnya 5-10 hektar, luar biasa!!! Perjuangan para petani tambak dalam Merawat empangnya, dan tentu semua itu demi membudidayakan ikan-ikan bandeng yang berkualitas, yang selama ini kita beli dan dapatkan di warung-warung atau pasar-pasar ikan.

Tentu masyarakat kota, tak tahu akan hal itu, bahwa ada perjuangan yang sangat berat di balik seekor ikan bandeng yang tersaji menjadi masakan di rumah-rumah kita.

*****
Makassar. 2 Desember 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun