Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjembatani Harmonisasi Mertua-Menantu

14 Mei 2024   14:46 Diperbarui: 14 Mei 2024   17:52 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Berumahtangga adalah proses di mana sepasang pemuda-pemudi dalam usia dewasa sepakat memulai hidup baru sebagai pasangan suami-istri. Berumahtangga tidak selamanya langsung berpisah dengan orang tua kandung, baik dari sisi suami maupun istri.

Secara umum, pasangan suami-istri yang baru tidak serta-merta memilih untuk mandiri dengan cara memiliki rumah sendiri atau tinggal di rumah kontrakan. Masih banyak yang tinggal serumah dengan orang tua dalam hal ini mertua. 

Beragam alasan mengapa pasangan rumah tangga baru memilih tinggal bersama mertua atau orang tua. Di antaranya merawat orang tua, belum punya rumah sendiri, salah satu pasangan bekerja di luar daerah atau luar negeri dan banyak lagi alasan lainnya. 

Rumah tangga baru, menantu tinggal bersama mertua, harapannya adalah mereka akur dan saling menyayangi. Kondisi ini banyak terjadi, mertua dan menantu hidup harmonis seperti ibu dan anak kandung. 

Bagi rumah tangga baru dan muda yang memilih masih tinggal serumah dengan mertua kadang memiliki permasalahannya sendiri. Tidak harmonis dan tidak akur adalah kondisi yang sering terjadi. 


Bagaimanapun juga, ketika istri memilih ikut dengan suami dan pada akhirnya tinggal serumah dengan mertua, tensi ketidakharmonisan biasanya berawal dari kesemburuan ibu sang suami kepada menantu. Pemicunya sederhana, suami lebih perhatian kepada istri dibanding kepada ibunya. 

Berdasarkan pengalaman pribadi, hal sederhana seperti makanan atau pakaian yang diberikan kepada istri kadang membuat ibu sendiri cemburu. Meskipun pada akhirnya ibu diberikan juga hal yang sama, tetapi kerharmonisan dengan menantunya sudah terusik. 

Pekerjaan di dapur seperti memasak pun kadang menjadi persaingan terselubung antara ibu mertua dan menantunya. Makin intens istri mengurus dapur, maka semakin intens pula rasa terpinggirkan ibu mertua. 

Untuk meredam kesenjangan antara ibu dan menantunya, salah satu cara yang selalu saya terapkan adalah setiap bulan istri diajak untuk memberikan uang belanja kepada ibu mertuanya. Tanpa kehadiran saya, istri mengajak mertuanya untuk berbincang santai yang kemudian berbagi uang belanja atau uang saku. 

Hal sebaliknya saya lakukan untuk kedua mertua saya. Meskipun tidak rutin, saya terbiasa memberikan uang atau pemberian lain kepada mertua, baik ayah maupun ibu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun