Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Betulkah?] Ahok Melupakan Orang Miskin

20 April 2016   17:48 Diperbarui: 20 April 2016   18:00 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sedikit harta milik para yatim piatu dan janda, dirampas rentenir dan lintah darat sebagai sita jaminan.

Penguasa dan pengusaha menghalangi orang miskin mendapat haknya, sehingga mereka lari bersembunyi, tersembunyi dengan keadaannya yang tetap papa dalam kemiskinannya.

Si miskin bagaikan binatang liar yang mencari makan di daerah-daerah kumuh; dengan harapan di tempat-tempat itu ada makanan untuk anak-anaknya.

Karena kena tipu daya, si miskin dipaksa dan terpaksa meninggalkan tanah mereka dan harus bekerja dengan upah di bawah standar. Ia tak punya selimut dan pakaian penghangat tubuh di waktu malam. Ia basah kuyub karena hujan lebat, lalu merapat serta terjerumus di kolong-kolong jembatan dan jalan layang, untuk berlindung.

Si miskin diperbudak oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan, kuasa, dan uang. Bahkan, bayi mereka dirampas untuk diperjualbelikan; ditukar dengan beberapa lembar uang, agar bisa bertahan hidup.

Si miskin, telanjang tanpa sehelai benang pun; ia kelaparan di samping kemewahan; ia berlindung di tembok pagar rumah mewah, merebahkan kepalanya di atas batu-batu jalan. Ia kelaparan di depan pintu rumah makan; ia kehausan di teras pabrik minuman; ia telanjang di depan tokoh pakaian dan butik.

[The Book of Job; terjemahan aplikatip oleh penulis/Opa Jappy]


Kutipan dari Kitab Ayub di atas, saya pastikan pernah dibaca oleh Ahok alias Basuki Tj Purnama, namun belum tentu dibaca oleh banyak orang termasuk umat Kristen dan Kat9olik. Ya, pada masa lalu, Ayub tel "melihat masa depan" sebagai suatu realitas yang (akan) terjadi, dan terus menrus terulang. Di banyka tempat, kaum miskin menjadi bagian tak terelakan dari sis sikaya dan berpunya. Mereka ada di era dan sama, namun terdapat gap abstrak dan konkri yang membatasi.

Menelusuri sumber kemunculan kaum miskin merupakan sesuatu yang cukup kompleks; ada beberapa catatan yang bisa menjadi acuan tentang adanya kaum miskin dengan kemiskinannya (terutama di Indonesia), yaitu:   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun