Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Jurnalis - Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sinetron Religi Setengah Hati

22 Juni 2013   16:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:35 2698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa waktu lalu, Organisasi Masyarakat Televisi Sehat Indonesia (MTSI) mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menegur stasiun televisi, yang menayangkan sinetron merendahkan simbol agama tertentu. Menurut pembina MTSI Fahira Idris, tayangan sinetron tersebut telah memunculkan persepsi buruk tentang tokoh panutan dalam agama Islam. Beberapa sinetron yang diduga merendahkan simbol agama, yakni Haji Medit (SCTV), Islam KTP (SCTV), Tukang Bubur Naik Haji (RCTI), dan Ustad Foto Kopi (SCTV).

Menurut bintang sinetron, Sutradara, dan scriptwriter Diky Chandra, sejarah mejamurnya sinetron bertema religi belakangan ini berawal dari kesuksesan Rahasia Ilahi (Televisi Pendidikan Indonesia/ TPI) yang ditayangkan pada 2007-2008. Rating sinetron yang ide ceritanya lebih banyak diadopsi dari Majalah Hidayah ini sangat bagus. Kesuksesan ini membuat TPI kembali memunculkan sinetron religi lain, yakni KehendakMu, dan juga sukses.

Kesuksesan Rahasia Ilahi langsung dicontoh oleh sejumlah stasiun televisi. Indosiar membuat Di Balik Kuasa Illahi, Hanya Tuhan Yang Tahu, dan Titipan Ilahi. Lalu SCTV baru ada dua sinetron religi, yakni Astagfitrullah dan Kuasa Illahi. TV7 (sebelum namanya berganti menjadi Trans 7) memproduksi sinetron Hidayah dan Titik Nadir. Sementara Trans memiliki sinetron Taubat, Insyaf, dan Istigfar. RCTI yang kini banyak memiliki sinetron religi, saat itu baru memiliki satu sinetron religi, yakni Tuhan Ada Dimana-mana. ANTV menayangkan Azab Dunia dan Jalan ke Surga. Terakhir, Lativi (sebelum dibeli oleh Bakrie Group dan berubah menjadi tvOne) sempat menayangkan sinetron religi mistis, judulnya Adzab Illahi, Padamu Ya Rabb, dan Sebuah Kesaksian.

Menjamurnya sinetron religi-mistis tak lain berdasarkan kesuksesan sejumlah program acara reality show mistis, antara lain Dunia Lain dan Uji Nyali yang ditayangkan di Trans TV. Lalu di TPI ada Uka-Uka dan Ihh Seremm. Ekspedisi Alam Gaib, Penampakan (TV 7); Pemburu Hantu (Lativi); dan Percaya Nggak Percaya dan Di Balik Pesugihan (ANTV). Dari kesuksesan acara-acara itulah, muncul gagasan membuat sinetron bernafas relegi, tetapi tidak meninggalkan unsur mistis.

Lambat laun, Rahasia Ilahi semakin terjebak ke arah misteri dan jauh dari unsur religinya. Hal itu menimbulkan protes sana-sini. Guna "memperbaiki citra" sinetron tersebut, TPI memproduksi sinetron Takdir Ilahi yang digarap tanpa unsur mistik. Sayang seribu kali sayang, sinetron ini tetapi tidak laku. Aa Gym kemudian membuat sinetron Jagalah Hati. Nasib sinetron milik pimpinan ini pun ke laut alias tidak laku.

Sinetron bertema religi yang masih "patuh" dengan dominasi kisah religinya baru Para Pencari Tahun garapan Dedy Mizwar. Pria yang kini tercatat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) ini sejak awal memang konsisten dengan content religi yang kental. Hal ini ia lakukan sejak sinetron Hikayat Pengembara, Lorong Waktu, dan Kiamat Sudah Dekat.

"Kepatuhan " Dedy Mizwar pada tema sinetron religi, berangkat dari kegalauannya dalam menjalankan agama. Konsep Para Pencari Tuhan berawalnya lantaran banyak orang Islam yang menuhankan istri, anak, harta, tahta, dan lain-lain. Berbeda dengan konsep sinetron-sinetron religi yang banyak beredar saat ini. Religi sekadar tempelan.

Religi hanya sebagai tempelan inilah yang saya istilahkan setengah hati. Tidak serius. Sekadar menampilkan simbol-simbol Islam, secara vulgar memperlihatkan kewajiban ritual Islam, seperti sholat, wudhu, atau membaca al-Qur'an. Setting-nya banyak di masjid, kostum pemainnya peci, baju koko, dan untuk muslim mengenakan jilbab. Namun, alur cerita, dialog, dan karakter mayoritas pemainnya tidak mencerminkan religi. Belakangan, selain Para Pencari Tuhan, ada sinetron religi yang juga berangkat dari konsep kegalauan dalam praktek mejalankan agama. Judulnya Pengen Jadi Orang Bener. Sayang, penayangan sinetron ini subuh, yakni pukul 03:30 wib. Padahal konsep sinetron ini luar biasa, yakni berdasarkan banyaknya keributan perdebatan akan kebenaran yang muncul dari lahirnya orang pintar yang merasa benar, padahal kebenaran hanya milik Allah swt.

Diky membenarkan, banyak Produser dari production house (PH) yang bukan orang muslim, sehingga tidak mengerti masalah dalam dunia Islam. Kalo pun ada dari kalangan muslim, mereka tidak mendalami. Tak heran, Produser seringkali bentrok dengan unsur komersil. Mereka sekadar memanfaatkan tema religi. Hilman Hariwijaya mengamini apa yang dikisahkan Diky. Tetapi, untuk menjaga unsur religi, Hilman punya siasat. Pria yang dikenal sebagai penulis novel Lupus ini merekrut scriptwriter yang menguasai soal religi.

"Ia (baca: scriptwriter) yang mengecek mana yang bisa atau nggak bisa dimasukkan unsur religi, dan memasukkan muatan-muatan islami atau tausyiah," papar Hilman.

Para Produser PH mencari penulis instan yang siap membuat skenario sinetron stripping (baca: ditayangkan setiap hari, biasanya Senin sampai Jum'at), kru yang siap stripping. Meski stripping, mereka siap dibayar murah. Sebab, para Produser PH ingin menekan production cost (biaya produksi), sehingga dana yang besar mereka salurkan ke bintang sinetron yang harganya selangit. Harap maklum, stasiun televisi melihat siapa bintang sinetron tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun