Mohon tunggu...
Rasyid Yamani
Rasyid Yamani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Trotoar Sebagai Jasa Ekonomi

1 Januari 2019   17:54 Diperbarui: 1 Januari 2019   21:03 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ada orang menyebut kata ekonomi,  mungkin dalam gambaran kita tertuju pada kebutuhan hidup. karena manusia dan ekonomi tidak lepas pisah, bak dua sisi mata uang logam. Manusia membutuhkan ekonomi sebagai sarana keberlangsungan hidup, dan ekonomi  ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan perdagangan (KBBI).  Jasa produksi, distribusi, dan konsumusi merupakan sutau sirkulasi dalam kehidupan manusia. Olehnya itu dasar kebutuhan manusia adalah uang, namun sebelum memiliki uang orang harus berkutat pada sirkulasi ekonomi.Puncak dari segala kehidupan manusia ialah ekonomi, yang erat kaitanya dengan  produksi, distribusi, dan konsumsi.  Sebab itu lah ekonomi menjadi kebutuhan dasar manusia, untuk minum, makan, dan berteduh,  karena menjadi kebutuhan dasar manusia. Maka, dengan ruang yang tersedia, para penjaja "makanan" memanfaatkan untuk keberlangsungan hidup.  Agar tidak menjadi beban bagi pemerintah , bahwa masyarakat pada taraf ekonomi menegah kebawa bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri.Namun pada lain sisi penyedian sarana publik yang layak bagi mereka juga membutuhkan peran pemerintah. Bukannya pemerintah dan masyarakat sebagai ptron -klien?  Pemerintah membutuhkan masyarakat sebagai kepentingan demokras dan juga sebaliknya, masyarakat pula membutuhkan pemerintah dengan kebijakan yang tepat sasaran.  Kalau pun pemerintah saja tidak memberi perhatian terhadap masyarakat sebagai kebijakan tersebut. Maka tentunya masyarakat sendiri akan melakukan perlawanan. Sebab perlawanan itu terjadi karena masyarakat merasa kehilangan dengan apa yang perna mereka memiliki.
Olehnya itu suatu bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat pada khususnya para pedagang. Yang akhir-akhir ini merebut sarana para pejalan kaki (Trotoar). Sebab trotoar bagian dari modal ekonomi bagi para pedagang.  Namaun pada sisi lain hak para pejalan kaki dipolitisasi, olehnya itu dari kasus tersebut sudah nampak terlihat, bahwa pemerintah sendiri tidak mampu memberi ruang khusus bagi para penjaja makanan agar tak lagi mengambil sarana pejalan kaki.

Trotoar: penjaja makanan VS pejalan kaki

Trotoar, tepi jalan, Sedikit berukuran kecil dari jalan raya. Ketinggian se ukuran jingkal orang dewasa.   demikian defenisi sederhana trotoar yang digunakan sebagian masyarakat yang tak menggunakan mobil dan motor dan memilih berjalan kaki di atas trotoar. Karena sangat tidak mungkin pejalan kaki dan pengendara menggunakan jasa yang sama dalan beraktifitas keseharian. Misalnya, pejalan kaki menggunakan jasa jalan raya yang di lalui kendaraan untuk berjalan kaki.
Begitu juga sebaliknya, kendaraan dipaksakan mengitu jalur trotoar. pada sisi lain akses Trotoar kini dipadati penjaja makanan seperti   pisang goreng, air goraka dan menu lainnya yang berada di kelurahan Lelong Kota Ternate tengah. Lokasi tersebut tepat diberi nama tapak (II).  Olehnya itu dengan  ruang yang ada maka, terjadi lah perebutan antara pejalan kaki dan pedagang demi kebutuhan hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun