Menjelang tanggal 17 Agustus yang bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, rakyat kembali bertanya benarkah Indonesia sudah merdeka di saat neo-imperialisme dan neo-liberalisme masih menjadi ancaman nyata bagi Indonesia?
Di tengah gegap gempita peringatan kemerdekaan Indonesia, beban rakyat kian berat. Harga-harga kebutuhan semakin naik, hutang negara terus bertambah, kasus narkoba, kemiskinan, pengangguran, korupsi, dan segelumit kasus lainnya yang tidak berkesudahan menambah panjang daftar masalah yang terjadi di Indonesia.
Masalah-masalah ini tidak terlepas dari peran para mafia yang menjajah Indonesia dengan bersenjatakan uang. Munculnya para mafia ini tidak lepas dari sistem perpolitikan Indonesia yang sekuler. Dengan paham kebebasan yang ada di dalam sistem ini, siapapun bebas membeli kepentingan dan kedudukan sekalipun harus mengorbankan hak rakyat. Walhasil, rakyat diabaikan, cita-cita bangsa dicampakkan, yang ada hanyalah kepentingan para mafia yang bertengger dibalik kekuasaan dan jabatan.
Kondisi penjajahan gaya baru ini akan tetap ada selama sistem yang diterapkan di negeri ini tidak berubah. Sistem sekuler ini justru menumbuhsuburkan para mafia ini. Para pejabat negeri pun sulit menjadi pemimpin yang amanah karena kehidupan dijauhkan dari agama. Oleh karenanya, Indonesia tidak hanya membutuhkan orang-orang baik untuk merubah negeri, tapi Indonesia juga membutuhkan sistem yang lebih baik yakni sistem yang akan menerapkan syariat Islam di seluruh aspek kehidupan, dimana syariat Islam ini akan menutup pintu-pintu masuk para mafia yang ingin berkuasa. Nantinya, aturan negara pun tidak lagi didasarkan pada suara terbanyak atau disusun oleh manusia yang fitrahnya lemah dan terbatas melainkan oleh Allah SWT. Dengan syariat Islam, kedaulatan yang diharapkan oleh rakyat di bidang ekonomi, politik, dan kebudayaan akan terwujud. InsyaAllah. Wallahu'alam bisshawab []
@nurulkhafid