Zaman saya kecil, masyarakat kampung menganggap mengonsumsi ikan dapat menyebabkan cacingan. Dampaknya, setiap kali anak-anak makan, para orangtua selalu nyinyir agar tidak makan ikan terlalu banyak.
Tentu pandangan tersebut mitos bukan? Karena ikan merupakan sumber makanan mengandung gizi tinggi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Seperti protein, asam lemak omega 3, mineral, vitamin A, D, B6, B12, dan Rendah kalori. Sehingga aman untuk dikonsumsi.
Tak heran, Menteri Kelautan dan Perikanan Bu Susi Pudjiastuti mengancam, Â akan menenggelamkan siapa yang tidak mau makan ikan. He he.Â
Namun ada hal yang mengganggu saat menyantap ikan. Durinya banyak. Meski tidak semua jenis ikan.
Kadang-kadang ikan yang banyak tulang, dagingnya justru lebih gurih daripada ikan yang durinya sedikit. Misalnya, ikan parang-parang, barau, semah, dan ikan lainnya yang Anda kenal. Kebanyakan tulang-tulang itu nancap pada bagian ekor. Tajam dan halus pula.
Tetapi, jangan gara-gara takut ketulangan, kita ogah makan ikan.Â
Setelah ikan dipotong dan dibersihkan, sayat/retak-retak rapat sebatas tulang tengahnya. Agar dagingnya tetap utuh, gunakan pisau tajam. Tulang ikan akan teriris pendek dan luluh ketika dimasak.
Setelah itu, lumuri bumbu sesuai selera. Diamkan kurang lebih 15 menit. Ikan siap digoreng atau dibakar. Dijamin tulangnya lenyap bak ditelan malaikat.
Perlu diingat! Trik ini hanya diterapkan untuk ikan yang akan digoreng atau dibakar yang bertulang halus. Tidak berlaku pada ikan berduri kasar dan dimasak berkuah.
Demikian tips ringan ala kampung. Selamat mencoba dan salam dari nenek-nenek desa.
***