Mohon tunggu...
Inovasi

Penerapan Media ICTSebagai Sumber Pembelajaran Matematika

18 Agustus 2017   08:43 Diperbarui: 18 Agustus 2017   09:13 3399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

ABSTRAK             :  Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan media ICT. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara kajian pustaka. Hasil penulisan ini menunjukan bahwa untuk menggunakan penerapan media ICT sebagai pembelajaran Matematika terdapat manfaat ataupun masalah yang dapat timbul.

 KATA KUNCI       :  Media ICT. Pembelajaran Matematika

Pendahuluan

            Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator atau pengajar. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran ialah terjadinya proses belajar (learning process).

            Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, memegang peranan penting dalam mempercepat penguasaan ilmu teknologi. Hal itu dikarenakan matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan cara berpikir logis, sistematis, dan kritis. Pelajaran  matematika disekolah sering menjadi salah satu pelajaran yang ditakuti oleh sebagian besar siswa. Menurut Ruseffendi (Maulana, 2008:1) menyatakan bahwa, "Matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, kalau  bukan  pelajaran yang dibenci". Persepsi negatif itu ikut dibentuk oleh anggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang sulit dan membingungkan, yang muncul atas pengalaman kurang menyenangkan ketika belajar matematika disekolah. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara objektif lagi.

            Matematika sering kali dipandang sebagai produk yang sudah ada dan harus ditransfer ke pikiran anak, bukan sebagai proses. Oleh karena itu, mereka yang berorientasi kepada matematika sebagai produk akan cenderung mentransfer materi matematika yang telah dimiliki ke dalam pikiran siswa. Lain halnya jika menganggap matematika sebagai proses, maka pembelajaran metematika merupakan suatu usaha untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan itu melalui suatu proses. Kenyataan yang ada, proses pembelajaran di sekolah didominasi oleh golongan yang berpandangan bahwa matematika sebagai produk, sehingga guru berusaha mentransfer pengetahuan itu ke dalam pikiran anak. Objek-objek matematika yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan relasi semuanya memiliki sifat yang abstrak sebab hanya ada dalam  pikiran  manusia. Bahasa yang digunakan dalam  matematika adalah serangkaian simbol-simbol yang kosong dari arti dan sangat formal sifatnya.

            Menurut Marpaung (Zuhri, 1998:31) proses berpikir seseorang dibedakan menjadi tiga macam, yaitu proses berpikir konseptual, proses berpikir semi konseptual dan proses berpikir komputasional. Berpikir konseptual adalah proses berpikir yang selalu memecahkan suatu masalah menggunakan konsep yang telah dia miliki berdasarkan hasil penilaiannya selama ini. Salah satu ciri-ciri proses berpikir konseptual yaitu dalam melaksanakan rencana penyelesaian, siswa memulai pelaksanaan setelah mendapat ide yang jelas, dengan kata lain setiap langkah yang dibuatnya dapat dijelaskan dengan benar. Siswa dalam hal ini cenderung menyelesaikan soal dengan menggunakan konsep - konsep yang telah dipelajarinya. Jika terjadi kesalahan dalam penyelesaian soal maka proses penyelesaian kembali diulang sehingga diperoleh hasil yang benar. Berpikir semi konseptual adalah cara berpikir yang cenderung menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan konsep namun belum sepenuhnya lengkap maka penyelesaiannya dicampur dengan cara penyelesaian yang menggunakan intuisi. Salah satu ciri-ciri proses berpikir semi konseptual yaitu dalam melaksanakan rencana penyelesaian, siswa cenderung menyelesaikan soal dengan menggunakan konsep - konsep tetapi sering gagal karena konsep itu belum dipahami dengan baik Sedangkan proses berpikir komputasional adalah cara berpikir yang pada umumnya menyelesaikan suatu masalah tidak menggunakan konsep tetapi lebih mengandalkan intuisi, akibatnya siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan masalah. Salah satu ciri- ciri proses berpikir komputasional adalah dalam melaksanakan rencana penyelesaian, siswa cenderung memulai langkah penyelesaian walaupun ide yang jelas belum diperoleh, dengan kata lain setiap langkah yang dibuatnya tidak dapat dijelaskan dengan benar. Serta cenderung menyelesaikan soal terlepas dari konsep - konsep yang telah dimiliki. Jika terjadi kesalahan penyelesaian, maka kesalahannya tidak dapat diperbaiki dengan benar.

            Komunikasi merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat yaitu komunikator, komunikan, channel, message, feedbackdan noise. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diteruskan oleh saluran atau channel sampai ke komunikan sebagai penerima pesan. Dipahami atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan tergantung dari feedback yang diberikan oleh komunikan. Feedbackpositif menunjukan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negatif menunjukan bahwa pesan bisa saja tidak dipahami dengan benar. Untuk membantu penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa media pembelajaran. Faktor yang dapat menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik karena adanya noiseatau hambatan. Noiseini dapat dialami oleh komukator, bisa juga dialami oleh komunikan, pada pesan, juga pada channel. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan guru karena perutnya sedang sakit, berarti ada gangguan pada komunikan. Siswa tidak menerima materi dengan jelas karena saat itu sedang ada pembangunan sehingga suasana berisik menggangu pendengaran, dalam hal ini salurannya yang terganggu. Guru tidak antusias, tidak bergairah dalam mengajar sehingga siswa kurang mengerti apa yang diterangkan gurunya karena guru tersebut sedang ada masalah keluarga, dalam hal ini terdapat gangguan pada komunikator.

            Selain faktor-faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas sebuah komunikasi, baik faktor yang terjadi pada pengirim maupun penerima pesan. Ishak (1995:3) menjelaskan diantaranya : (1) Kemampuan berkomunikasi penyampai pesan seperti kemampuan bertutur dan berbahasa serta kemampuan menulis. (2) Sikap dan pandangan penyampai pesan kepada penerima pesan dan sebaliknya. (3) Tingkat pengetahuan baik penerima maupun penyampai pesan. (4) Latar belakang sosial budaya dan ekonomi penyampai pesan dan penerima pesan.

Berdasarkan sedikit uraian diatas, tergambar bahwa media merupakan bagian dari proses komunikasi. Baik buruknya media komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut. Saluran atau channel yang dimaksud diatas adalah media karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media yang dimaksud adalah media pembelajaran.

            Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai penyampai pesan atau komunikator. Dalam kondisi seperti itu maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah atau bahkan komunikasi banyak arah. Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat diperlukan peran media untuk lebih meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan atau kompetensi.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun